Bintang dan Bulan (Malang, 29 September 2019)
Lavida
September 29, 2024
0 Comments
Burung-burung mengepakkan sayapnya di cakrawala, langit
mulai menghitam. Kulirik ke atas, bulan sabit membentuk senyum terbalik kepadaku, seolah memberi tanda bahwa ia sedang sedih. Aku
tersenyum pada bulan yang menghias langit gelap sendirian, memberi tanda bahwa aku akan menemaninya. Sejenak,
kuambil ponselku ketika kurasa bergetar di dalam kantong celana training yang kugunakan. Kulihat sekilas
dan muncul di layar sebuah nomor asing, pesan itu berisikan : "Masih di
tempat kah? Bintang".
Aku mengheran, sejenak berpikir. "Ah!"
celetukku sambil menepuk dahiku sendiri, baru teringat. Baru saja aku
berkenalan dengan seseorang di tempat ku duduk tapi dia sudah pamit terlebih dahulu. Kini aku sedang duduk sendirian di
kampus menunggu jemputan ayah, baru saja selesai mengikuti kegiatan ospek.
Bintang, sosok yang seru.
Seseorang yang supel dan ramah. Memang kami baru saja berkenalan namun rasanya
seperti aku sudah mengenalnya lama. Segera kubalas pesannya, "Enggak, aku on the way ke rumah temannya ayahku,
nunggu di sana". Kemudian dia memintaku untuk menyimpan kontaknya, akupun
menyimpannya. Dia merupakan seseorang yang enak diajak ngobrol, pasti seru jika
dia jadi temanku dan kami bisa punya waktu mengobrol lebih sering. Sepertinya
kami akan jadi teman yang baik. Aku pun mulai beranjak dari tempatku duduk dan perlahan berjalan ke rumah teman ayahku, sambil kulirik langit sesekali dan kini bulan yang tadinya kesepian telah ditemani bintang-bintang. Ia juga sedang tersenyum simpul, tidak murung lagi.