Follow Me @lavidaqalbi

2/14/2018

Jati Diriku

Namaku Lavida Latifatul Qalbi. Di saat aku memulai blog ini umurku sudah 16 tahun dan sedang duduk di kelas 11. Sekarang ini aku sedang bersekolah di salah satu SMA favorit di kotaku, SMA Negeri 1 Mejayan. Sekolah ini penuh dengan stigma bahwa seluruh muridnya pintar. Aku tidak setuju. Memang banyak yang pintar, tapi walau aku termasuk murid di SMA itu, aku tidak pintar. Hanya rata-rata, mehehe. Aku suka pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya.
Aku lahir tanggal 14 Juni 2001, hari Kamis. Sekitar jam sepuluh malam (mungkin inilah mengapa aku lebih suka langit malam ketika orang lain lebih suka langit pagi/senja). Bintangku Gemini, si kembar. Itulah kenapa aku punya kepribadian yang kontradiksi atau berubah-ubah. Banyak orang yang bilang bahwa mereka sulit mengerti diriku. Sesungguhnya, diriku sendiripun tidak mengerti denganku. Tidak ada orang yang mengerti aku, hahaha. Kecuali Tuhan yang menciptakanku /what/. Agamaku Islam🌹
Random facts :
1. Ambidextrous. Aku bisa menggunakan tangan kiri dan kananku sama baiknya
2. Aku punya banyak dekik di wajah. Tapi yang paling jelas itu di bawah bibir bagian kanan dekat dagu dan di pipi kiri (di foto atas tidak terlihat mungkin karena terkena efek).
3. Punya banyak tahi lalat. Tapi yang paling jelas bagian dekat hidung bagian kiri atas. Dan di leherku bagian kanan bawah.
4. Picky-eaters.
5. Lebih suka makanan manis daripada makanan asin.
6. Penggemar kebab nomor satu.
7. Aku pernah melukis sesuatu, awalnya warnanya abstrak dan tak berarti. Tapi di akhir bisa menjadi suatu gambaran, padahal aku tidak merencanakan di awal(?). Semua temanku tiba-tiba kaget, mereka saja kaget. Apalagi aku?
8. Ketika memilih novel, pasti melihat dari ketebalannya. Aku tidak suka novel yang halamannya sedikit, aku lebih suka yang halamannya banyak. Genre favorite? Fantasy, thriller, mistery. Pokoknya yang pembunuhan dan ada detektifnya. Paling anti dengan novel cinta, menurutku itu klise /dirajam/.
9. Jarang mimpi jika tidur, entah kenapa.
10. Teman? Ada, banyak. Sahabat? Nol.
11. Laki-laki idamanku: Baik hati/dermawan, tegas, humoris, umurnya harus lebih tua 3-7 tahun di atasku, agamanya Islam (dan taat), penyayang (jauh dari kekerasan), must know how to treat me (i like to be babied/?), percaya sama aku dengan cara ngasih tahu masalah-masalahnya ke aku supaya bisa diselesaikan sama-sama.
12. Kalau alat kecantikan tinggal satu di dunia ini dan aku harus milih yang mana, maka aku akan milih parfum.
13. Pernah punya kelinci. Namanya Kookie. Tapi dia meninggal 3 bulan kemudian karena sakit. Kookie, aku kangen. Biasanya jika aku tidak punya seorangpun untuk kucurhati, Kookie-lah yang akan mendengarkanku. Kematiannya membuatku mogok makan, walau hanya sehari. Tapi sukses membuat hidupku hancur kala itu. Aku rindu dengannya.
14. Sudah berhijab, do'akan istiqomah ya kekeke.
15. Alergi fisika. Biasanya gejala yang muncul itu muntah-muntah, gatal-gatal, dan bintik-bintik di kulitku /apasih/
16. Sangat receh. Mudah tertawa karena hal-hal kecil yang menurut orang lain tidak lucu.
17. Aku bisa empat bahasa, multi-lingual; Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa (lmao), Bahasa Inggris, dan Bahasa Korea. Semua aku pelajari secara otodidak. Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa tentu karena aku tinggal di Jawa Timur, Indonesia. Sedangkan Bahasa Inggris, aku belajar lewat game, film, lagu, dan lain-lain. Untuk Bahasa Korea juga hampir sama, namun filmnya diganti lewat drama korea. Aku juga bisa hangul. Semua orang mengira aku les, tidak. Aku tidak pernah les.
18. Aku punya akun Wattpad, biasanya aku ngepost puisi dan cerpenku di sana.
19. Tambahan saja, aku melihat blogger lain saat menjelaskan tentang dirinya, beberapa ada yang memberikan kencan impian mereka. Menurutku, kencan impian adalah...
- Bermain di amusement park sambil jari saling bertautan.
- Paginya, memasak sarapan bersama-sama. Dan aku berharap pasanganku nanti, setiap bangun tidur, ia memulai paginya dengan mengusak rambutku atau mencium dahiku. Entah kenapa, menurutku itu imut hehehe. (Yup, bagiku ini sudah termasuk kencan).
- Kemudian di malam hari, aku ingin mengajak pasanganku berbaring di teras rumah sambil melihat langit penuh bintang. Kemudian saling bercerita apa saja yang sudah kami lalui masing-masing di hari itu dengan pasangan sambil tangan pasanganku kujadikan bantal selama satu jam. Dengan begini, aku bisa mengerti lebih baik tentang pasanganku.
Kupikir kencan impian menurutku adalah tiga itu. Dan tentu saja, hal itu hanya bisa dilakukan jika sudah menikah. Masih lama bagiku. Apalagi aku ingin menikah ketika umurku 27 (mungkin). Aku tidak tertarik pada pacaran.
Lanjut ke hal lain. Di umurku yang hampir ke tiga tahun, adik kecilku lahir. Namanya Hilqudzdzkri Latifaturukh. Panggilannya Fatur, tapi aku biasa memanggilnya dengan Dek Tuntun. Saat masa kecil kami, aku begitu sayang padanya. Ia sangat imut dan menggemaskan. Setiap aku pulang sekolah dari SDku, aku akan membelikan dia jajanan yang dia suka. Kemudian kuberikan ketika aku menjemput adikku di TKnya. Aku sayang adikku. Tapi itu tidak bertahan lama. Karena semakin ia tumbuh, semakin pula ia menjadi pemberontak dan nakal. Mungkin karena dia laki-laki, jadi pematangan emosinya tidak secepat aku. Tapi tetap, aku masih menyayanginya. Hanya saja, sekarang kami sudah sama-sama remaja. Dan dia tidak menerima afeksi yang kuberikan dengan baik, karena itulah aku berhenti menunjukkan kasih sayangku.
Aku hidup berpindah-pindah. Saat aku lahir hingga berumur 6 tahun, aku berada di Malang dan bersekolah di SDN Blimbing 05. Di saat itu, hidupku sangat susah. Saat itu aku masih kecil, namun aku mengalami banyak kejadian menyakitkan yang membuatku menjadi dewasa sebelum waktunya. Sakit? Sangat sakit di hidupku saat itu. Aku kehilangan masa kecilku. Banyak masalah yang berdatangan. Jika ditanya, apakah aku masih ingat? Iya. Aku masih ingat dengan semua masalah itu. Dan tiap aku memikirkannya, aku masih merasa sakit. Bahkan di saat hidupku itu, aku sudah mulai berpikir untuk membunuh diriku sendiri. Padahal saat itu aku masih berumur 6 tahun. Itu adalah saat-saat paling menyakitkan dalam hidupku.
Kemudian saat umurku akan mencapai 7 tahun, aku pindah ke Caruban. Karena pindah tempat, maka aku juga harus pindah sekolah. Aku bersekolah di SDN Ngampel 02. Aku bersekolah di sana sampai aku berumur 11 tahun. Tapi saat umurku akan mencapai 12 tahun, aku pindah lagi ke desa Klumutan. Tidak jauh dari Caruban, sih. Tapi tetap, aku harus pindah sekolah (lagi dan lagi!). Aku bersekolah di SDN Klumutan 01 sampai lulus. Hidupku yang berpindah-pindah membuatku susah bersosialisasi dengan orang baru. Karena setiap aku sudah mempunyai teman dekat, tiba-tiba aku dipindahkan ke sekolah lain.
Saat masih kecil, aku sudah mengenal stres. Jadi ketika remaja, aku tidak terlalu kaget dengan masalah yang berdatangan ketika teman-temanku kebingungan bagaimana cara mengatasinya. Seolah-olah aku menjadi bersyukur dengan masalahku di masa kecil karena membuatku lebih kuat dari teman-temanku yang kebingungan. Aku tiba-tiba menjadi psikolog cilik bagi teman-temanku, mereka suka datang padaku untuk minta saran atau sekedar ingin didengarkan tentang masalah mereka. Buatku itu sangat berarti. Karena itu artinya mereka telah mempercayai aku untuk menyimpan rahasia mereka, mereka mempercayaiku. Aku bangga sekali.
Kemudian aku masuk ke SMP Negeri 1 Mejayan. Aku menemukan banyak pengalaman di sini (persahabatan, mulai mengenal rasa tertarik pada lawan jenis, mulai berpikir serius, lebih dewasa), tapi tidak akan kuceritakan. Karena itu semua sudah menjadi masa lalu, aku tidak ingin mengingat hal yang seharusnya kulupakan.
Selulusnya aku dari SMP, aku masuk ke SMA. Dan di sinilah aku sekarang, sebagai anak SMA kelas 11. Yang masa depannya masih ditutupi kabut abu-abu. Bingung kemana hidup akan membawaku. Setiap malam sebelum tidur aku selalu berpikir,
"Kemanakah dunia akan membawaku? Akan sukseskah aku nanti? Apakah aku akan menjadi pengangguran dan tidak berguna bagi dunia ini? Ataukah aku akan sukses? Tapi jika sukses, akan jadi apakah aku nanti? Apa aku akan bahagia dengan pekerjaanku di masa depan? Dan apakah aku akan menjalani kehidupanku dengan biasa seperti yang dilakukan oleh orang lain? Yaitu menjadi pekerja kantoran, pulang pagi dan berangkat dini hari? Aku ingin bermanfaat bagi dunia ini. Aku benci pekerjaan yang tidak bermanfaat bagi orang lain. Aku ingin hal yang bisa merubah dunia. Tapi bagaimana?"
Aku sedang dalam pencarian jati diri. Emosiku masih labil sekarang ini. Aku buruk dalam mengekspresikan perasaan. Stres melandaku. Dan aku tidak punya orang untuk kuceritakan masalahku. Aku merasakan kesepian yang teramat sangat. Begitu kosong.
Tapi aku mengisi kekosongan itu dengan melakukan hobi. Aku suka menulis (cerita maupun puisi), menggambar, membaca, makan coklat, makan es krim, menonton berita di telivisi, tidur. Dan yang paling kusuka adalah mendengarkan lagu favorit sambil menyanyi. Apalagi jika aku melakukan hobi-hobi saat musim hujan. Aku merasakan ketenangan saat hujan. Bahkan aku sampai membuat tiga puisi bertemakan hujan. Mengapa aku sangat mencintai hujan?
Karena aku jatuh cinta mutlak pada hujan;
Aku jatuh cinta pada suara gemerisik di genteng,
jalan raya, dan tapak kaki orang lalu-lalang.
Aku jatuh cinta pada hembusan angin yang membuat kulitku menggigil,
menemani dingin yang sedang kesepian.
Aku jatuh cinta pada teriakan petir yang bersahutan.
Aku jatuh cinta pada aroma tanah menenangkan yang tersiram tangis langit.
Aku jatuh cinta pada mendung langit yang sedang berbela-sungkawa.
Aku jatuh cinta karena mengetahui bahwa langit saja menangis, maka mengapa aku tidak boleh menangis?
Mengapa aku harus menutupi kelemahanku? Mengapa aku harus memendam rasa sakitku?
Banyak orang yang membenci hujan. Tidak denganku. Aku mencintainya. Hujan menenangkanku. Membuatku merasa bahwa aku tidak sendiri.
Sebenarnya aku orang yang simpel. Aku sederhana. Tanda-tanganku saja sangat mudah ditiru karena saking sederhananya. Tapi yang rumit adalah caraku menyampaikan perasaan. Aku buruk dalam hal itu. Dan aku masih belum menemukan jawabannya.
Oh, ya! Aku lebih suka menjadi pendengar daripada pembicara. Itulah mengapa banyak teman-temanku yang datang ke aku untuk minta bantuan atau sekedar mencurahkan perasaan mereka. Tapi bagaimana denganku? Aku tidak punya seseorang untuk mencurahkan perasaanku. Aku selalu menyimpan segala hal dengan diriku sendiri.
Aku termasuk orang yang tertutup, pemalu, dan pendiam jika bertemu dengan orang asing. Tapi jika di suatu ruangan hanya ada aku dengan orang yang dekat denganku, aku yang awalnya pendiam akan menjadi orang gila seketika. Aku juga tidak tahu mengapa aku seperti ini. Atau mungkin karena bintangku gemini? Entahlah. Tapi tetap saja, meski aku sudah sedikit terbuka pada orang terdekatku. Tidak sedikitpun aku cerita pada mereka tentang masalahku.
Dulu saat aku baru lahir sampai umurku 4 tahun, aku adalah anak yang ceria. Setiap ada salah satu keluarga besarku datang ke rumahku, aku akan memeluk mereka satu-persatu. Kemudian aku akan main bersama mereka sampai malam ketika hendak tidur, dulu aku tidak kenal dengan yang namanya lelah.
Dulu aku anak yang cerewet dan selalu bertanya pada orang sekitarku tentang apapun. Pernah suatu saat keluarga besarku mengadakan perjalanan untuk berlibur. Di mobil, aku yang masih balita dipangku oleh kakak sepupu perempuanku. Saat itu lampu merah, aku melihat lewat jendela mobil ada seorang kakek yang mengamen meminta uang di mobil yang ku tumpangi. Aku mulai bertanya, "Kenapa kok kakeknya minta-minta?".
Dijawablah oleh kakak sepupu perempuanku, "Soalnya kakeknya ga punya uang."
Aku kembali bertanya, "Kenapa kakeknya ga punya uang?"
Dijawab lagi oleh kakak sepupu perempuanku, "Soalnya kakeknya ga kerja,"
Aku kembali bertanya lagi, "Kenapa kakeknya ga kerja?"
Kemudian yang kudapat bukan jawaban. Melainkan gelak tawa dari semua keluargaku yang berada di mobil itu, karena kekepoanku. Dulu aku merupakan anak yang sangat penasaran. Benar-benar membuat orang lain pusing. Tapi semenjak kelas 5 SD (umur 12 tahun), sebuah keadaan merubah kepribadianku yang ceria menjadi seperti ini.
Kepribadianku yang sekarang sangat berbalik dengan dulu, bukan? Sekarang aku tertutup dan pendiam.
"People always change after they getting hurt,"
Apakah yang membuatku berubah? Kalian ingin tahu? Ini sedikit memalukan untuk diceritakan tapi... baiklah. Jadi, aku berubah karena kebencian. Kebencian beberapa orang yang diberi kepadaku, membuatku sedih. Aku sedih namun kupendam. Sedih itu menggumpal di dalam hatiku. Semakin lama semakin menggunung dan menjadi racun. Racun itu berubah menjadi penyakit mental. Mau tahu apa? Depresi (+ suicidal) dan insomnia. Tapi... Lagi-lagi. Aku tidak cerita pada siapapun. Bahkan pada orangtuaku sendiri. Aku selalu memendam masalahku.
Orang lain yang tidak mengenalku mungkin akan menjudgeku sebagai orang yang tidak seru, tidak pedulian pada orang lain, sombong, dingin, bahkan tidak punya hati.
Orang yang tidak seru? Ya, silahkan anggap aku seperti itu jika kalian ingin. Itu hak kalian.
Sombong? Kalian tidak tahu kepribadianku yang sebenarnya tapi sudah berani berkomentar seperti itu? Tahu darimana?
Tidak pedulian pada orang lain? Lagi-lagi, kata siapa? Coba ketahui aku lebih dalam baru berkomentar :)
Dingin? Kupikir ini memang benar. Aku dingin, tapi dengan orang yang tidak kukenal saja. Kenapa? Aku pernah terbuka pada orang lain di masa lalu. Aku percaya padanya, tapi aku dikecewakan dan aku sakit hati karena itu. Salahkah aku jika memakai wajah dingin sebagai mekanisme pertahanan diri?
Tidak punya hati? Aku manusia. Bukan robot. Aku punya hati. Aku bisa sakit hati jika hatiku disakiti. Aku sangat sensitif dengan sesuatu, mungkin tidak ada yang mengerti ini karena teman-temanku selalu bilang padaku bahwa aku tidak peka.
Tidak, aku peka. Hanya saja aku selalu berpikiran hal yang lain, yang tidak mengarah padaku. Karena kupikir, sepenting apakah aku bagi mereka untuk dipikirkan? Jadi aku berpura-pura tidak tahu, padahal aku tahu.
Banyak sekali persepsi yang salah tentang diriku. Makanya aku membuat tulisan ini. Semoga orang-orang lebih mengerti.
Aku membuat blog ini dengan harapan semoga seluruh dunia sadar bahwa depresi dan kesehatan mental itu bukan main-main. Jadi, jangan kaget jika nanti menemukan rahasia-rahasiaku yang belum sempat diketahui orang-orang dariku sendiri saat membaca blog ini. Aku ingin memberi-tahu kepada orang-orang yang punya depresi/penyakit mental lainnya, bahwa mereka tidak sendiri. Dan itu bukanlah hal yang memalukan. Banyak orang yang juga punya penyakit mental, namun karena stigma masyarakat tentang penyakit mental yang buruk menjadikan orang-orang pengidapnya menutup diri dan malu. Padahal mereka butuh pertolongan, mereka butuh terapi. Mereka butuh bantuan agar mereka sembuh.
Tapi karena mereka menutup diri, mereka selamanya akan hidup dengan penyakit itu yang lama-lama akan mematikannya (bunuh diri). Semoga dengan blog ini, aku bisa membantu orang-orang seperti mereka yang masih hidup di dalam cangkang. Aku ingin membantu mereka keluar dari cangkang mereka dan hidup bahagia.
Aku tidak ingin ada orang yang punya penyakit mental merasa kesepian lagi. Karena aku juga seperti mereka. Aku tidak pernah cerita tentang depresi dan suicidal thoughtku kepada orang lain. Aku juga menutup diri dari masyarakat tentang penyakit mentalku. Alhasil, aku menuangkan segalanya di blog ini.
Jadi jangan sedih, jangan takut, jangan malu. Banyak orang yang juga sebenarnya punya penyakit mental (tapi mereka masih menutup diri). Percayalah,  jika kita sama-sama bersatu, pasti akan menjadi lebih kuat. Makanya, keluarlah dari cangkang kalian. Mari kita sama-sama bersatu membawa perubahan di dunia ini.
P.S: Jika kamu punya masalah dan bingung harus bercerita pada siapa, silahkan minta bantuanku lewat Sarahah. Aku akan menjawabnya di tulisan ini. Tulisan ini akan selalu update karena aku akan mempost jawabannya di bawah tulisan P.S ini. Jadi selalu cek tulisan ini ya. Tenang saja, di Sarahah itu tidak perlu informasi dari orang yang mengirim/anonymous. Semua informasimu (nama) tidak akan ketahuan olehku. Aku tidak akan tahu siapa yang mengirim ke Sarahahku. Tugasku hanya untuk menjawab keluh-kesah/membantu masalahmu. Jadi silahkan kunjungi Sarahahku dengan mengklik ini.
P.S.S: Jika harimu terasa buruk, jangan bersedih. Fokuslah pada kalimatku ini, kamu sudah melewatinya. Itu artinya kamu termasuk orang yang kuat. Dan karena itu, aku sangat bangga padamu. Jangan sedih, ya. Semua akan baik-baik saja. Dunia akan tetap berjalan. Luka di hatimu akan sembuh sebagaimana waktu yang tetap berjalan. Entah disembuhkan oleh seseorang/sesuatu, waktu itu akan datang. Tersenyumlah :) Karena hidup terlalu berharga untuk disia-siakan dengan bersedih hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar