Kelam Berteman Sepi
oleh: Lavida L.Q.
![]() |
kim taehyung |
Hari ini aku memakai pakaian hitam.
Dengan tangan yang menggenggam payung hitam,
Beserta kacamata hitam,
Yang bertengger di hidung.
Kelam...
Sebagaimana mendungnya hari ini,
Langit yang menangis,
Berteriak meminta tolong,
ribuan jeritan petir yang menggelegar.
Ingin rasanya cepat-cepat hari ini berlalu.
Dan setelah aku sendirian, di kamar...
Kutanggalkan pakaian kelabu itu.
Kutanggalkan pakaian kelabu itu.
Aku melihati kulitku yang penuh luka,
Refleksi tubuh menyedihkan terpantul di kaca,
Wajah pucat layaknya mayat hidup.
Jari-jariku menari di atas kulitku yang penuh memar keunguan,
Meringis, ketika tak sengaja jatuh di salah satu luka.
Kulitku tidak kasar, ataupun anti peluru seperti yang kau pikir.
Kulitku terasa lembut dan terdiri dari bermil-mil kulit,
Yang kugunakan untuk menutupi pikiran dalam anganku.
Tapi kamu tidak perduli tentang bagaimana lembutnya kulitku, bukan?
Yang kamu perdulikan hanyalah sesuatu yang bisa membuatmu lega,
Sesuatu yang merusak kulitku...
Tapi bagaimana jika semua ini untuk membuka jendela rusak,
agar aku bisa melihat cahaya petir di antara awan?
Bagaimana jika yang mereka inginkan adalah memanjat besi menjulang,
agar kurasakan udara yang lebih segar?
Beberapa perempuan mengerti arti lirik,
dari lagu milik masing-masing.
Mereka temukan harmoni dalam tawa mereka.
Tapi bagaimana jika semua ini untuk membuka jendela rusak,
agar aku bisa melihat cahaya petir di antara awan?
Bagaimana jika yang mereka inginkan adalah memanjat besi menjulang,
agar kurasakan udara yang lebih segar?
Beberapa perempuan mengerti arti lirik,
dari lagu milik masing-masing.
Mereka temukan harmoni dalam tawa mereka.
Aku melihat dua anak perempuan,
Mereka bersikutan dan berdansa bersama,
berbagi tawa menggema dalam irama.
berbagi tawa menggema dalam irama.
Tertawa,
menyenandungkan nada mereka,
ingin di dengar.
menyenandungkan nada mereka,
ingin di dengar.
Tetapi bagaimana jika aku tidak bisa menyenandungkan nada satupun?
Bagaimana jika melodiku adalah satu-satunya yang tidak bisa didengar orang lain?
Beberapa orang dapat menyadari pohon,
di depan halaman rumah mereka.
Dan tahu bahwa mereka telah sampai di rumah.
Berapa banyak lagi lingkaran yang harus ku lewati,
sebelum aku menyerah mencari?
Berapa lama lagi sebelum aku mengalah demi kebaikan?
Beberapa orang dapat menyadari pohon,
di depan halaman rumah mereka.
Dan tahu bahwa mereka telah sampai di rumah.
Berapa banyak lagi lingkaran yang harus ku lewati,
sebelum aku menyerah mencari?
Berapa lama lagi sebelum aku mengalah demi kebaikan?
Pasti mustahil jika kamu berenang namun tidak tenggelam,
Jika kamu berenang dalam lautan yang kamu cintai.
Tapi aku masih saja,
Tapi aku masih saja,
menelan air yang ku pikir adalah udara,
Aku masih saja,
Aku masih saja,
berusaha untuk terbang di tengah samudra,
Aku masih saja,
menemukan batu yang tertali di kedua kakiku.
menemukan batu yang tertali di kedua kakiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar