Follow Me @lavidaqalbi

3/20/2018

Esok Tanpaku

Maret 20, 2018 0 Comments

Esok Tanpaku - Lav
Ketika hari esok mulai tanpa aku,
Dan aku tidak ada di sampingmu untuk melihat,
Bagaimana matahari terbit,
dan bersinar, dan kutemukan
kedua matamu yang penuh dengan air mata untukku,
Aku akan berharap agar kamu tidak menangis,
sebagaimana yang kamu lakukan hari ini.
Sembari memikirkan banyak hal,
Yang tidak sempat kita lakukan.
Aku tahu berapa besar rindumu,
Yaitu sebesar rinduku padamu.
Dan tiap waktu yang kamu habiskan,
Untuk memikirkanku,
Aku tahu kamu menyayangiku.
Tapi ketika hari esok mulai tanpa aku,
Kumohon mengertilah,
Bahwa ini pilihanku,
malaikat datang dan memanggil namaku,
Ia menggandeng tanganku.
kemudian bilang bahwa tempatku sudah siap,
Di Surga, jauh di atas sana.
Aku harus meninggalkan,
Semua yang sudah aku cintai dengan sangat.
Tapi ketika aku membalikkan badanku,
Dan mulai berjalan mengikutinya,
Setetes air mataku jatuh,
Karena hidupku di dunia ini,
Aku punya banyak hal yang ingin kulakukan,
Yang belum sempat ku sampaikan,
Dan rasanya seperti mustahil,
Karena aku harus meninggalkanmu.
Aku memikirkan tentang hari kemarin,
Yang indah, dan yang buruk.
Aku memikirkan tentang kasih sayang yang kita miliki,
Atau segala kesenangan yang kita bagi.
Jika saja aku bisa kembali mengulang hidup,
Hanya untuk sementara,
Aku akan mengucap salam perpisahan,
Dan memeluk tubuh ringkihmu.
Dan mungkin akan kudapati kau tersenyum.
Tapi aku pun sadar sepenuhnya,
Bahwa itu tidak akan mungkin.
Karena rasa kosong dan kenangan,
Hanyalah satu-satunya yang akan,
menggantikan tempatku.
Tapi ketika aku berjalan melewati pagar Surga,
Aku merasakan suasana rumah.
Ketika Tuhan menundukkan kepalanya,
Ia melihatku dan tersenyum padaku,
Dari takhtanya yang penuh dengan emas,
Ia bilang, “Ini adalah tempat abadi.
Dan aku berjanji padamu.
Mulai hari ini hidupmu di dunia,
Telah menjadi masa lalu.
Tapi di sini kehidupan barumu akan dimulai.
Jadi maukah kau,
Untuk berbagi rumah denganku,
Dan bergandengan denganku untuk selamanya?”
Jadi ketika hari esok mulai tanpa aku,
Jangan berpikir bahwa kita berpisah.
Karena setiap waktu yang kau gunakan untuk,
Memikirkan tentangku,
Aku memelukmu, dan
selalu ada,
Di dasar jauh di lubuk hatimu.

Bintang Jatuh (Meteor)

Maret 20, 2018 0 Comments

bintang jatuh - lav

Meraih tanganku yang ringkih,
kau genggam dengan erat,
"takut kamu hancur," bisikmu.
Beri dia kekuatan,
Maka tangan kita yang bergandengan,
Akan berubah menjadi sepasang sayap putih.
Kan ku ajak engkau terbang,
melintasi penjuru langit malam bersama,
Bersamamu segala rasa takutku sirna.
Tapi kamu hanya diam membisu,
tak memberi jawab atas permintaanku.
Jika saja kamu dan aku,
bisa melewati gelap malam ini dengan bersama lagi,
Jika saja kamu dan aku,
bisa membuat cinta kita tetap hidup lebih lama lagi.

Mencoba untuk jauh darimu,
Namun gravitasi membuat sisiku yang kesepian ini,
terhubung bagai magnet otomatis ke arahmu.
Mata kita 'kan bertaut meski ribuan mil jauhnya,
konstelasi bintang 'kan menjadi jembatan penghubung.
Mari kita bertemu di tengah-tengah gemerlap galaksi,
tubuh dan jiwa bertabrakan,
di bawah temaram bulan dan matahari,
yang sedang memadu kasih untuk pertama kalinya,
dari waktu yang lama sekali.
Kamu dan aku,
Saling memeluk dan berdansa menuju kehancuran.
Lebih hangat jika bersamamu,
dan lebih aman jika bersamamu.
Tapi sekarang ini aku tidak bisa,
menjadi apa yang kamu butuhkan.
Maka biarkan saja waktu yang mengambil andil.
Aku yang tidak bisa menyimpanmu dalam dekapanku,
Hanya bisa menyimpanmu dalam pikirku.
Dingin menyapaku ketika kamu terpisah,
dan aku membenci perasaan mati rasa ini.
Rasa takutmu dan aku hancur,
begitupun kita yang hancur menjadi kerikil,
saling berhamburan tak ada jelasnya.

3/09/2018

(Warning: Triggering Content) #MeToo and #NoMore

Maret 09, 2018 0 Comments
Okay, so this time I will write this blog fully in English (only this time). Not because I don't respect my mother-tongue, which is Indonesia, but if I use English, it will be more globally. And it's important, because in this post, I will talk about something that might be taboo but empowering as well. How confusing is that? Hihi. Also if I use Indonesia, I am afraid if somebody (maybe one of my friend) will get triggered by this post. Although I am sorry if English speaker will triggered, I am suggesting you to click 'X' at the right of the tab and don't ever read this. But if you are ready... Get a snack, settle in. This post will be a long-ass post, so be prepared! And before I start, I am sorry if I have bad grammar. I am not a native, lol.
You know, yesterday (08/03/2018) was Women International Day. There were so many hashtags filling up my twitter, such as #MeToo and #NoMore. At first, I was so confused about where the hell is this thing going. Then I looked it up. So basically, it's about someone who confessed their past using those hashtag. Most of their past, were dark and dirty. But in the end, they make it through. Their past makes them to be a better person, it makes them feel more limitless and powerful. It's so amazing that we, as female-human being, which is full of weak stigma could give such a strength to the world. #MeToo and #NoMore is used as hashtag that can make others know that they're never going through all their problem alone. Just like in one of BTS lyrics,
You never walk alone.
And, yes. It is. It's true. Everyone is going through what you are/you have been going through. It might be offensive but I am trying to cheer you on.
If others can make it, so why I couldn't? She is human, he is human, I am a human, we are all human. We are all same. If he, she, they, can do it... THEN SO AM I.
Reading each post by those hashtag one by one, it's made my eyes got teary. They are such a strong people, and I am very glad that they still exist and breathing and smiling and fighting in this cruel world. I am so sorry for those of you who have been in so much pain and sadness, I hope you will always be happy from right now. But for those of you, who still couldn't find happiness.  I hope you all will be all right and surrounded by happiness right now, tomorrow and forever!
But, seriously. #MeToo... Even at this exact time, writing this, I still can't find my happiness. I don't know where should I find it because nobody ever show me the right path. I was borned as baby, clueless, but nobody was taught me anything about the world.
"Why is whenever you take a selfie, your smile seemed fake and forced?"
"...Well, my smile all these time has never been real and genuine lately."
"...." *silent for a really long time*

Yeah, I have parents. But still, their existence were just dissapear as we get busy by our own world.
Yeah, I have brother. But it's a little brother, and instead, I am the one who should teach him. Right?
So... I am alone, nobody taught me. And I feel so empty, I feel lonely, I feel sad, I feel angry. But nobody know, because there's no one that I could talk to. Everybody thinks I am a robot, lmao. Just because I don't show my angriness, they start to behave like sh*t towards me. Just because I give my forgiveness easily, they do something that they've been apoligized at me. Again and again.
How many circles can I walk in before I give up looking?
How long before I am lost for good?
My friends? Yeah, right. I have them. I laugh with them, I socialize with them, I go to the canteen with them, I go to the bathroom with them, but it doesn't mean we're close enough to talk about my deepest stuff in my life. Frustrating? Absolutely. Look, I just need one friend. Just one... But a really close one, so I can pours all my heart out. In this time, right now... I find that I am so desperate searching for someone to listen, oh my god. My life, is not as good as others expected.
They expecting I am living a happy life because they judged it based on my fake smile, when it's not.
They expecting I am living a happy lfe because they judged it based on all of my friends, when it's not.
They expecting I am living a happy life because they judged it based on I have family, when it's not.
I AM NOT HAPPY.
I CONSIDER SUICIDE MANY TIMES,
I ALREADY ATTEMPTS IT TWICE.
BUT THANKS TO ALLAH, IT FAILS.
Wow, I definitely look so happy :)
One of my friends noticed my self-harm scars and she gave me 'disgusted' looks.
She immediately gave negative response.
I wish I could told her, that it was my only way,
to relieved my stress.
I wish I could told her, that it was my only way,
to numb the pain in my heart by hurting my physics.
I wish I could told her, that my heart's pain is unbearable,
so I just have to numb the pain by hurting my physics.
I wish I could told her, that it's not because of 'boys',
it's way more than what she can imagine.
I am not that weak girl who'll do things like this just for boys,
I found it disgusting as well.
But my friend never wanted to understand my reasons,
and already labelling me as 'attention seeker'.
Wait, but if I am doing it for attention,
then why do I try really hard to hide it?
It doesn't make sense.
And she's already disgusted by me anyway,
so what's the point of explaining my reasons?
For her, it's my fault. So it has to be my fault.
Also, I posted this because I just want to tell other people,
that they're not alone which feeling this way.
#MeToo
You're not alone, but I hope you will be strong.
And keep fighting, and stop hurting yourself.
Because I've been quit cutting for a while now,
nothing triggers me, so I am safe.
If I get triggered, I'll just do whatever I like
and try to forget it.
I am learning to love myself,
and so are you.
"You have to love yourself first,
until you can find happiness," said someone.
So, please do it!
You deserves everything in this world!
So... Am I happy, you ask? Yeah, I am very happy. Besides, happy faking my smile, happy hiding my sadness, happy keeping everything to myself, happy hiding my tears, happy keeping my emotion which I really wanted to express. I want to be happy too, but... I just... Can't. I don't know where to find my happiness because I am a blind-new-born-baby who never get a taught from anyone how to find it. I hate myself and I want to die.
But, you know what's the best part? Others called me attention seeker, drama, and a pathetic b*tch. Well, I do get hurt by it. Everytime I want to close my eyes, those word keeps spinning around in my head. Prevents me to have enough sleep. It ruins my life. But what can I do? What can a weak people like me do something? They spilled out those word easily, like it's a joke. So, I take it as a joke. Everytime.
I decided to shrug it off, and let all those pain and filthy words, slowly eating my soul. Those pain and filthy words, puked out something into me. You know what it's called? It's called as depression. Yeah, I do have depression. More spesifically, high functioning depression. Are you happy destroying me without you even know, friends?
Everyday I life with those monster, so how can you expect me to live happily with that? How can you expect to with-stand all those monster that slowly eating me? It tries to murder me twice. How can you expect me to happy with my life?
Please, #NoMore taking depression as a joke. #NoMore mockering someone but thinking it as a joke. You never know how much it will affect to someone. And you will never know that your action, might leads other to suicide.
Okay, case one about suicide and depression is done. Now, for the case 2. I want to talk about something which is very taboo. I am really anxious while deciding this issue to be posted or not but... For the sake of everyone's spirit, I will.
I was a victim of sexual harassment (fortunately I did not get raped, so... Thanks ya Allah, alhamdullillah). Two times. First, it was because of stranger. And the second, it was because of someone who I will always meet whenever there's any family gathering.
For the first case, I already told my parents about it. And it's already solved, I won't ever get to see the stranger anymore (and I don't want to tell what happened because it's makes me remembered disgusting thing that stranger did).
But for the second case, I remain silent until today (this case is already happened ten years ago, so I've been keeping it for a long time). Why? If I told my parents, their relationship with 'him' will ruined. I don't want it to be happen. They're so close and admire each other. I can't do it. Anyway, whenever I met him, we just smiled to each other and talk with humor. Like there's nothing happened between us. For him, he might think that I already forgot about it. But, no. It's still haunting, becomes my nightmare in my sleep and even in the day. It still traumatize me. I still remember how he casually get closer to me when there's no one except us, I remember he whispered to my ears creepily "Hey, you know what? You are beautiful, Vid. Can I kiss your lips?". And I refuse. I thought, "I never kiss someone with lips, even with my parents. So why should I kiss his lips?". I shook my head and refuse. But he forced me and then he kissed me but luckily I covered my lips with blanket so it didn't touched. I remember I was so shocked. And after that day, I always get scared when it comes me and someone being just the two person in a room.
Because of it, everytime my friends, try to touch me or hug me, I get scared already. I tried to move away, but my friends say, "Hey, it's because you're so cute. I just want to hug you,". So now I can reduce my fears and embrace all the affection that my friends gave without getting chills.
But still, everytime me and him talk, just two of us in a room, I get scared that somethings might happened. I am so scared, but I can't tell anyone. How frustrating is that?
At least, he thinks I forget about it. So, I will forget about it. It's better this way. And no harm will done. I just want peace. So don't ever try convincing me to report, because it's already passed. And I am sure he already knew that he was wrong :) I am happy now, he is happy. I don't want to ruin it.
I am getting better now. So you have too. You have to get better, you deserve it. You don't have to live in constant fear. If you still scared and really needs to report something, just do it. Call 911 or if you are Indonesian, call 112. We all are matters. Your existence... is important. You're the best people who will be better and get stronger when you can get through the storm. I believe in you. Please do me a favor. Now, stand infront of your mirror, smile to yourself and say "I can do this. I can do it. I am strong! I will pass! I love you... my self".

3/05/2018

Seni, Ekspresi di Wajahku Yang Tak Kalian Temukan

Maret 05, 2018 0 Comments
Jika kalian membaca tulisan-tulisanku sebelumnya, kalian akan tahu betapa kesepiannya aku. Padahal aku punya keluarga, punya teman, punya apa yang aku inginkan, tapi aku masih merasa kesepian. Aku bingung harus mengisinya rasa kesepian yang kosong itu dengan apa. Sampai kutemukan seni hand-lettering.
Aku sudah melakukan hobi ini sejak kelas 10 SMA, itu artinya sudah satu tahun aku melakukannya. Sampai sekarang, jika ada waktu luangpun aku masih melakukannya. Aku sangat menyukai handlettering.
Jika kalian mengenalku, sejujurnya aku ini orang yang susah mengekspresikan perasaanku. Jika aku sedang kecewa, aku diam. Jika aku menyayangi seseorang, aku malah berusaha menjauh darinya. Jika aku sedang bahagia, aku hanya memberi senyuman kecil. Jika aku marah, aku pergi begitu saja (tidak menjelaskan bahwa aku marah). Mau lihat ekspresiku ketika bahagia? Nih:
ekspresi bahagia atau done with life; none in between.
Kepribadianku itu, aku bukan tipe orang yang akan pergi ke seseorang dan minta saran kepada orang lain tentang masalahku begitu mudahnya. Daripada yang menjadi pembicara, aku lebih di posisi sebagai pendengar. Jika aku punya masalah, aku lebih sering memikirkannya sendiri. Tapi ketika hal menjadi lebih rumit, aku hanya akan browsing di Google. Kadang jika masih saja tidak bisa terselesaikan, aku akan memendamnya.
Jika aku sedihpun, aku lebih memilih untuk memendam. Mungkin orang lain akan menganggapku robot, dingin, dan tak punya hati. Tapi sekedar informasi, aku manusia. Dan aku punya hati. Aku tidak dingin. Darah mengalir dalam tubuhku, aku bukan mayat dingin yang kaku. Aku masih hidup, aku manusia yang bernapas. Aku berdarah saat kulitku tersayat, aku manusia.
Aku sadar bahwa susah sekali menjadi diriku, sungguh rumit. Dan aku minta maaf pada orang yang ingin berteman denganku tapi kadang aku susah untuk didekati. Kadang akupun menjadi stres karena kepribadianku ini. Aku ingin jujur pada semua orang, aku ingin teriak sekencang-kencangnya bahwa aku sedih, bahagia, marah, benci, menyayangi tapi aku tidak bisa. Karena inilah adanya aku, aku tidak bisa mengubahnya.
I am suck at expressing my self, and I am sorry for it.
Sebelum aku bertemu handlettering, aku stres dengan diriku sendiri. Tapi ketika aku mulai memahami seni ini, tulisan yang biasa saja bisa diubah menjadi sesuatu yang luar biasa indah. Aku jatuh cinta. Seni ini begitu simpel, namun masih tetap elegan. Aku menemukannya begitu misterius dan aku ingin tahu lebih dalam. Jadi aku mencobanya, dan sampai sekarang, handlettering telah menjadi salah satu hobiku.
Mau ku beri-tahu tentang sebuah rahasia? Ekspresi dari seni ini adalah garis si pembuat, kasar atau lembut. Jika garisnya dirasa kasar, ia sedang frustasi, marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya. Jika garisnya lembut, ia sedang bahagia, tenang, penuh dengan kehati-hatian.
Jika warnanya hanya menggunakan pena hitam dan kertas putih, dia sederhana. Dia autentik. Dia ingin orang menilai hanya dari desain handletteringnya dan quote yang ia bubuhkan, hanya fokus pada yang penting saja. Mereka tipe orang yang to-the-point dan tidak suka membuang-buang waktu. Jika warnanya menggunakan warna-warni, dia suka keramaian. Dia melihat kehidupan dari segi positif dan selalu ingin membuat orang lain bahagia.
Jika garisnya melengkung dan tipis, ia rapuh. Jika garisnya kuat dan tegak lurus, dia punya emosi yang baik. Jika garisnya melengkung namun kuat/tegak lurus namun tipis, dia sedang berbohong dengan dirinya sendiri; sebenarnya dia lemah, tetapi dia mencoba berpura-pura kuat di hadapan orang lain.
Itu adalah rahasia dari para pelettering yang hanya akan diketahui jika kamu sudah lama berkecimpung di dunia ini. Kami memiliki rahasia masing-masing, dan tiap handlettering yang kami buat memiliki cerita di dalamnya. Mau tahu rahasia handlettering yang lain? Cobalah lakukan handlettering, aku jamin kamu akan menemukan jawabannya dan lebih mengetahui dirimu lebih dalam.
Handlettering sudah bagaikan yoga bagiku, meditasi paling ampuh jika aku merasa stres maupun tertekan. Proses ketika kamu memikirkan sebuah quote, tanpa tersadar kamu akan menggali pikiran terdalammu. Sekejap, kamu akan berubah menjadi mahasiswa filsafat yang dipenuhi pemikiran bijak. Kamu seolah menjadi psikolog pribadi bagi dirimu sendiri. Mencoba mencari jawaban atas masalah yang kamu tempuh dengan dirimu sendiri. Bukankah itu keren?
Kemudian saat menentukan desain tulisan yang ingin dipakai; Cursive, Cartoon, Comic, Type-writer, dll. Kamu akan mulai berbicara pada dirimu, menanyai dengan penuh perhatian, "Yang manakah yang aku suka?". Tanpa sadar, itu akan membuatmu lebih menghargai dirimu sendiri.
Lalu yang terakhir, yaitu proses pembuatan. Kamu akan sibuk difokuskan dengan cara membuat handletteringmu menjadi lebih indah, bak membiarkan dirimu menjadi egois. Kamu egois untuk membuat dirimu bahagia dengan memikirkan apa yang ingin kamu bubuhkan pada handlettering itu agar lebih cantik. Apalagi dalam proses fokus itu, kamu hanya fokus pada keindahan. Semua rasa frustasi hilang begitu saja. Kamu akan merasakan kedamaian. Kemudian saat handletteringmu jadi, bisakah kamu bayangkan akan betapa puas dan bangganya kamu pada dirimu sendiri? Itu yang kurasakan. Dan aku sangat suka perasaan itu.
Lewat handlettering, aku bisa mengekspresikan diriku dengan lebih baik. Tepat seperti apa yang ada di dalam hatiku. Tapi kebanyakan orang tidak tahu jika tidak memperhatikannya dengan detail. Dan itulah yang membuat handlettering menjadi lebih indah dan menarik untukku.
Keindahan yang bersembunyi dibalik rahasia; misteri. Ia selalu dipenuhi dengan percikan api penasaran, membuatnya menjadi susah terjamah, namun itulah yang menjadikan banyak orang tertarik.

"tiap goresan memiliki arti,"

"klaustro,"

"memento mori,"

"Hidupku seperti mawar musim panas,
Yang terbuka menyambut langit pagi;Dan saat bayangan malam menjelang,Kelopaknya terserak ke tanahã…¡dan mati."


Setelah handlettering, aku lumayan suka menggambar. Meski lebih rumit daripada handlettering, tapi menggambar membuatku bisa tenang saat stres melanda. Ketika aku tertekan, aku akan menggambar hal yang ingin aku ekspresikan. Temanku bilang gambarku saat stres bisa menjadi mengerikan. Tunggu, berarti ia bilang bahwa di dalam pikiranku ini (saat stres) sangatlah mengerikan? Ya, benar. Satu orang berhasil menangkap ekspresiku, yang tidak pernah kutunjukkan di wajahku. Dan aku sangat bahagia karena ada orang yang bisa mengerti apa yang ku rasa, walau hanya satu orang.
Yang temanku tangkap; "Emosi: kemarahan, kesedihan, tertekan, merasa terkurung(?), stres, benci".
Benar, itu benar. Itulah yang kurasa saat menggambar ini. 
Selain saat marah, aku juga menggambar jika aku punya banyak masalah dan bingung harus bercerita ke siapa atau mengekspresikannya bagaimana. Ketika aku merasa rapuh, tiba-tiba gambaranku menjadi lebih lembut, lebih tertata, dan lebih sedap dipandang. Apakah kerapuhan adalah hal yang sedap dipandang? Menurutmu bagaimana? Kalau menurutku, kerapuhan itu memang hal yang indah. Beberapa orang mungkin akan mengira kerapuhan adalah pertanda kelemahan, tidak bagiku. Menurutku kerapuhan adalah pertanda bahwa orang itu kuat. Ia berani menunjukkan kerapuhannya, padahal itu adalah hal yang butuh banyak pertimbangan dan keberanian.
Sekarang biarkan aku bertanya padamu, "Kenapa di antara sekian hewan, harus rusa yang ku gambar? Kenapa di dalam badan rusanya daun yang kering-kerontang? Kenapa tidak kupilih daun yang lebih bisa meng-'isi' kekeringan rusa itu? Kenapa aku menggambarnya dengan pensil biasa daripada pensil warna? Kenapa hanya hitam-putih?"
Jawabannya simpel, karena itu yang ingin aku ekspresikan. Aku memilih rusa karena dia adalah hewan yang tidak mudah menyerah. Jamanku kecil, aku sering menonton National Geographic Channel. Rusa sering menjadi mangsa dari para predator yang mematikan. Saat rusa itu hendak dimakan, ia tetap berusaha bertahan hidup. Ia menendang, melompat, melakukan apapun agar singa itu pergi jauh-jauh darinya. Lalu ia berlari, terus berlari dan berlari, tanpa kenal lelah, dan tanpa menoleh ke belakang. Rusa di sini aku harap adalah aku. Sedangkan para predator adalah masalah-masalahku. Disaat aku terpuruk, aku ingin menjadi rusa. Yang terus berjuang menghadapi hidup, kemudian berlari pergi jauh-jauh tanpa menoleh ke belakang. Meninggalkan masalah-masalahnya dengan yakin dan tatapannya selalu fokus ke depan. Kemudian di dalam badan rusa yang kering kerontang seolah penuh dengan kekosongan, itu menunjukkan kesepian yang menggerogoti dasar hatiku. Aku menggambarnya dengan pensil agar menciptakan kesan mono, hitam-putih. Kenapa hitam-putih?
Karena aku hanya melihat hidup ini dengan hitam-putih, padahal hidup ini berwarna.
Tunggu, kenapa aku terdengar sangat depresi di sini? Lol. Tapi memang itulah yang kurasakan saat dulu menggambar rusa ini. Tiba-tiba saja seolah ide itu datang ke dalam pikiranku. Maka dimulailah kecerewetan pikiranku, ia mengusikku terus-menerus. Sehingga, mau tidak mau aku harus segera membungkam pikiranku yang cerewet itu dengan menuangkan idenya ke dalam kertas. Ada suatu waktu dimana aku ingin menggambar semata-mata karena hanya ingin mengisi kekosongan waktu. Waktu itu aku menggambar idolaku, JIMIN BTS, yo! ARMY is in the house~ Aku menggambar untuk berpatisipasi di Inktober dan memperingati hari ulang tahunnya.
Di sini tidak ada hal yang membuat kalian penasaran, 'kan?
Tentu saja, karena aku menggambarnya dengan perasaan kosong.
Setelah menggambar, aku suka membuat puisi atau beberapa cerita pendek. Tapi daripada cerita pendek, aku lebih memfavoritkan puisi. Menurutku, semua metafora puisi itu seperti handlettering. Dia indah karena tidak seorangpun yang mengerti maksud sesungguhnya.
Ini salah satu penggalan dari puisiku, dan belum pernah kupublish selain di sini:
Berapa lama lagi aku harus berputar-putar dalam labirin,
terjebak di dalam racun realita dan fantasi yang mematikan?
Kamu tidak mengerti apa maksudnya, bukan? Tapi masih saja, kumpulan kalimat penuh imaji itu berkumpul, menjadi keindahan, meski berselimutkan keabstrakan. Agar kamu tidak penasaran, maka akan kuberi lanjutan puisi tersebut:
Berapa lama lagi aku harus berpusing menuju kesesatan,
sampai aku menemukan pintu pertolongan?
Bagaimana? Sudah mengerti maksud puisinya? Jika belum... Baiklah, akan kuberi-tahu apa maksud puisinya (padahal secara tidak langsung ini sama saja aku menghilangkan keindahan puisi itu). Jadi maksud puisi ini adalah tentang orang yang sedang kebingungan, dia terjebak di dalam pikirannya yang bercabang-cabang. Iya, labirin adalah pikirannya yang rumit itu. Dia pusing menuju kesesatan itu bukan makna sesungguhnya. Kemudian 'terjebak di dalam racun realita dan fantasi yang mematikan' maksudnya adalah dia terjebak di dunia nyata dan mimpinya. Dimanapun ini merasa bingung. Bangun dari tidur ia bingung, di mimpinya ia bingung, akan tidurpun ia bingung. Ia tersesat di hidupnya. Maksud dari 'berapa lama lagi aku harus berpusing menuju kesesatan?' adalah dia putus asa karena ia terus menerus menemukan jalan buntu, dia pusing karena jalan yang selama ini ia tempuh adalah kesesatan. Kesesatan karena bukannya membawa ke pintu keluar (pintu pertolongan), eh malah membawanya ke jalan buntu. Kalian tahu labirin, 'kan? Labirin itu kalau tidak pintu keluar, ya tentunya jalan buntu. Dan jalan buntunya itu lebih banyak karena pintu keluar hanya satu. Orang ini sedang mencari jawaban atas masalahnya (pikirannya) yang bercabang-cabang, dan itu menuju pada satu hal (pusat cabangnya). Apakah itu? Aku menyebut di puisiku adalah pertolongan, padahal sebenarnya maksudku adalah kebahagiaan.
Rasa tertolong dengan menemukan kebahagiaan.
Semua masalah akan terselesaikan bila kamu bahagia. Bukan begitu? Dari puisi ini, pasti kamu bisa merasakan betapa bingungnya orang di puisi itu, 'kan? Sekarang, pikirkan. Daripada aku bilang, "Aduh. Aku bingung sama masalahku. Pikiranku banyak banget. Masalah banyak banget. Pusing," kan jadinya biasa saja, tidak menarik. Tapi saat kujadikan puisi, itu bisa menjadi karya indah. Dan maksud dari perasaanku tersampaikan dengan baik hanya dengan beberapa kalimat.
Jika ada yang lebih dahulu menafsirkan puisi di atas ke hal lain, tafsiranmu juga benar. Aku juga menafsirkannya ke hal lain yang lebih sederhana menjadi, "Orang yang pusing dengan hidupnya. Ia tersesat. Merasa seolah apapun yang ia lakukan di dunia ini salah, ia mulai mempertanyakan apa gunanya ia hidup? Ia bingung kemana ia harus melangkah, mencari jawaban arti hidup ini yang selalu memberinya racun mematikan karena berusaha membunuhnya. Untuk apakah ia dilahirkan jika ia diharuskan bertemu dengan racun yang setiap hari membunuhnya?". Kira-kira begitu :)
Puisi itu abstrak, tergantung bagaimana masing-masing pembaca menerima emosinya. Setiap orang akan berbeda. Sudah aku bilang, 'bukan? Keabstrakannyalah yang membuatnya menjadi indah. Menjadikannya beragam, seperti warna pelangi yang cantik.
Aku suka seni, kalian semua juga harus suka ya! Seni itu indah, jika kalian mau menghargai dan mencoba mengerti. Aku berharap kalian tidak meremehkan seni, karena aku mengenal beberapa orang yang meremehkan seni. Aku menghargai ketidak-sukaanmu dengan seni, tapi sampai menjelek-jelekkan seni? Itu bukanlah hal yang patut dilakukan. Awas saja jika kamu membenci seni, nanti malam siap-siap saja kamu akan dihantui Van Gogh, Da Vinci, Shakespeare, Allan Poe, Picasso, dan kawan-kawannya. Hiiiiihihihiii~
P.S : Bagi siapapun yang membaca ini, aku perlu memberitahumu tentang suatu hal yang serius. Kamu bukanlah sebuah kesalahan atau kegagalan, kamu lebih hebat dari yang bisa kamu pikirkan. Hari ini aku merasa sedih karena beberapa orang memberi-tahuku bahwa mereka jarang mendapatkan kata-kata itu. Buatlah orang yang berharga untukmu merasa bahwa ia berharga. Terkadang satu senyuman bisa melelehkan gunung es tertinggi. Kalian semua adalah keindahan. Kamu berharga, entah laki-laki/perempuan, suku, agama, ras, opini, semuanya tentangmu... itu berharga. Kamu penting, dan siapa yang tahu bila nanti kamu akan merubah dunia hanya dengan bertahan hidup? Jangan marah dengan dirimu sendiri. Boleh untuk bersedih, boleh jika kamu lelah, kamu 'kan cuma manusia. Senyummu sudah sempurna, jadi jangan berusaha berubah untuk menjadi 'orang yang bukan dirimu'. Apa adanya kamu sekarang ini adalah versi terbaik darimu.

3/04/2018

Dear Special One...

Maret 04, 2018 0 Comments

Dear Special One,
Dulu hidup adalah kutukan bagiku. Dulu aku putus asa untuk mencari sesuatu yang bisa mengisi rasa kekosongan dan kesepian yang melubangi dasar hatiku. Dulu aku berada di roda kehidupan paling bawah. Bahkan aku telah berpikir untuk mengakhiri segalanya saja. Dulu aku tidak punya harapan, tidak mengerti apa tujuanku hidup. Hidup seolah mempermainkanku, menginginkan kemusnahanku. Dan aku hampir mengabulkannya.
Tapi suatu ketika, di waktu yang begitu tepat, kamu datang dengan tangan yang mengulurkan bantuan sambil tersenyum manis. Tawamu mengisi lubang hitamku. Kamu adalah laki-laki yang tulus, baik, dan pengertian. Kamu tidak seperti laki-laki yang lainnya, kamu berbeda. Aku merasa bahwa aku tidak pantas untukmu. Sangat tidak pantas
Aku masih ingat pertama kalinya kita saling berbicara. Saat itu di pelajaran Bu Eunha (nama disamarkan), guru matematika di kelas kita. Aku begitu ceroboh, lupa membawa kacamataku. Tanpa kacamata, pandanganku buram. Aku tidak bisa melihat papan tulis dengan jelas. Aku memicingkan mataku, berharap agar setidaknya bisa mengurangi keburaman mataku. Ternyata kamu menyadari aku yang saat itu dalam kesusahan. Lalu kamu bertanya, "Kenapa, Da?". Suara baritonmu menyapa indra telingaku, aku menoleh ke kanan. Mendapatimu dengan senyuman dan tawa yang entah alasannya untuk apa. "Aku lupa membawa kacamataku. Aku tidak bisa melihat papan tulis dengan jelas," jawabku sekenanya. Kamu tertawa kecil, bahkan ketika aku menulis sekarang ini, aku masih teringat jelas akan suara tawamu.
Tanpa ku duga, kamu mengambil buku tulisku. Kamu menuliskan rumus matematika yang ada di papan tulis ke buku tulisku. Dan aku mencoba untuk menetralisir detak jantungku yang berdegub kencang, kaget karena tiba-tiba kamu merebut bukuku tanpa aba-aba. Kamu benar-benar seperti laki-laki sejati saat itu. Aku sangat berterima-kasih padamu.
Jadi, uh... Terima-kasih :)
Lihatlah, aku masih menyimpannya. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku melakukan hal ini *tepok jidat*.
Oh ya, aku ingat saat itu kamu bermain bola voli di kelas. Kemudian tanpa sengaja bola volimu mengenai kepalaku. "Eh maaf, Da" kamu meminta maaf sambil tersenyum bersalah. Aku hanya menatapimu, tatapan yang tidak mengenakkan, seperti akan membunuh (tidak, aku bercanda). Tapi seandainya kamu tahu bahwa saat itu aku mempunyai masalah dari rumah, yang membuat suasana hatiku tidak enak. Jadi maaf karena kamu harus menerima tatapan membunuhku saat itu. Karena setelah aku menatapimu seperti itu, kamu terdiam dan tersenyum canggung lalu kembali memainkan bola voli. Pasti rasanya canggung, ya? Maaf, ya...
Tak lama kemudian, entah bagaimana aku melupakan kejadian itu. Harusnya kita masih bercanggung ria, bukan? Tapi karena aku pelupa, seolah aku tidak ada masalah sama sekali denganmu. Selanjutnya, bangkumu yang ada di belakang bangkuku karena rolling yang diadakan seminggu sekali. Aku masih ingat bagaimana kamu menunjukkan sulap konyolmu, apakah itu sulap menghilangkan kertas? Ah, aku lupa lagi. Pokoknya kamu saat itu menunjukkan sulap, tapi tidak padaku. Lebih tepatnya pada teman sebangkuku. Karena kamu awalnya memanggil nama teman sebangkuku untuk berbalik dan menyuruhnya untuk melihat pertunjukan sulapmu. Mau tak mau, aku yang penasaran pun ikut membalikkan badan. Ku lihat begitu bangganya kamu bisa menipu temanku itu. Lucu sekali. Tapi sadarkah kamu, bahwa aku sempat melihatmu beberapa kali melirik ke arahku ketika bermain sulap itu? Entah kamu melirikku, atau mungkin aku saja yang terlalu percaya diri dan terjebak dalam fantasiku.
Lalu aku ingin bercerita tentang jaket hoodie kita yang sama, well... Tidak seluruhnya sama. Hanya saja warnanya sama, abu-abu. Kamu abu-abu tua dan aku abu-abu platinum. Dulu sebelum aku memakai jaket ke sekolah, kamu selalu memakai jaket hoodiemu yang berwarna coklat. Tapi semenjak aku memakai jaket hoodie abu-abuku, tiba-tiba sehari selanjutnya kamu memakai jaket hoodie abu-abu pula. Awalnya kupikir jaket hoodie coklat favoritmu sedang dicuci sehingga kamu memakai yang lain. Karena teman-teman yang lain, mereka masing-masing punya jaket favorit. Dan ketika jaket favorit mereka dicuci, mereka akan memakai jaket lain untuk sehari saja ketika jaket mereka dicuci. Tapi sehari kemudian mereka kembali memakai jaket favorit. Sedangkan kamu, kamu tidak pernah memakai jaket hoodie coklatmu yang biasa kamu pakai lagi. Apakah kamu mencoba menyama-nyamaiku? Lagi-lagi, mungkin ini hanyalah sekedar fantasiku.
Oh iya... Sekedar info, abu-abu adalah warna favoritku. Kemudian baru coklat. Aku punya dua jaket hoodieabu-abu dan satu sweater abu-abu.
Sejujurnya, pernah saat itu jaket hoodie abu-abumu tidak kamu pakai lagi karena kamu memakai jaket hoodie merah, aku pikir memang aku saja yang terlalu berpikir jauh. Mungkin ini semua tidak berarti apapun untukmu. Tapi sehari kemudian, yang kupikir kamu akan memakai jaket hoodie coklat favoritmu. Ternyata saat itu kamu memakai jaket hoodie abu-abu. Dan aku tidak bisa menahan rasa bahagiaku,
karena sesungguhnya... aku memiliki rasa terhadapmu.
Walau sampai sekarang aku masih tidak tahu kenapa kamu jadi sangat menyukai jaket hoodie abu-abu.
Aku sudah memiliki rasa terhadapmu ketika kamu begitu ramah padaku, ketika orang lain jarang menghargaiku seperti yang kamu lakukan. Aku sudah memiliki perasaan itu sejak lama. Mungkin jika orang lain tahu siapa dirimu ini, mereka akan mengira aku menyukaimu karena fisikmu. Ya, kamu memang tampan. Kamu memiliki kulit putih, tinggi semampai, hidung mancung, bibir berwarna cherry, bentuk mata elang, dan suara yang indah. Tentu, siapapun akan mengira itu. Tapi aku menyukaimu bukan karena itu.
I like you for so much more than that
Aku tipe orang yang susah percaya pada orang lain. Percaya saja susah, apalagi jatuh cinta? Tidak semudah itu. Jadi... Apa yang membuatku menyukaimu jika bukan fisik? Tentunya itu adalah kepribadian. Setelah semua fisik hampir sempurna dan kehidupan yang patut disyukuri itu, kamu tidak sombong. Kamu tidak semena-mena seperti beberapa orang lain yang pernah ku temui. Kamu berbeda. Kamu tidak memanfaatkan semua itu untuk merendahkan orang lain yang tidak seberuntung kamu. Kamu tidak memilih teman. Kamu menghargai semua orang. Kamu bijak dalam berpikir, disaat seringnya laki-laki yang kutemui, mereka kekanak-kanakkan dan egois. Temanku pernah bilang bahwa saat itu kamu pernah ditanyai, "Kenapa tidak berpacaran? Kamu 'kan banyak yang suka,". Kemudian temanku bilang bahwa kamu menjawab, "Memang apa untungnya berpacaran?". Aku tidak bisa bertaruh jika itu benar karena itu tidak keluar dari mulutmu sendiri. Tapi jika itu benar, maka... Wow.
Semenjak kedatanganmu di kehidupanku, aku jadi mempunyai semangat hidup. Dulu hidupku hitam-putih, tapi kamu datang membawa pelangi. Dulu aku hendak pasrah ketika tenggelam karena batu yang terlali di kedua kakiku. Tapi kamu membantuku melepas talinya. Aku perlahan mengambang ke permukaan, dan akhirnya aku bisa bernapas setelah sekian lama.Dibalik label 'teman sekelas', aku menaruh harapan jika kamupun memiliki perasaan yang sama terhadapku. Tapi aku juga berharap agar selamanya kamu tidak mengerti perasaanku. Aku sendiripun ingin jauh-jauh dengan yang namanya pacaran. Aku pernah dikhianati seseorang di masa lalu, dan itu membuatku membenci pacaran. Jadi lebih baik kupendam saja rasa ini. Aku lebih bahagia bisa menjadi pengagum rahasiamu (:
Lagipula jika perasaanku terbongkar, bisa mati aku. Salah satu temanku ada yang juga menaruh rasa terhadapmu. Ia sering bercerita tentangmu padaku. Dan aku harus menahan rasa cemburu yang membakar, berpura-pura baik-baik saja. Aku mencoba tenang, aku mencoba bahagia ketika temanku menceritakan moment kalian berdua. Lagipula, senyum di wajah temanku sebenarnya membuatku senang. Aku lebih memilih temanku bahagia, karena kebahagiaan temanku adalah kebahagiaan ku juga. Jadi biarkan saja aku menenggelamkan perasaan ini.
Adakah kamu tahu? Semenjak kita berpisah karena kenaikan kelas, aku melihatimu dari kelasku diam-diam. Aku berangkat pagi-pagi hanya agar bisa melihatmu lewat kelasku menuju parkiran. Aku sedikit menelatkan jadwal pulangku hanya agar bisa melihatmu. Aku menambahkan doa di shalatku agar saat rolling bangku, aku mendapat bangku paling belakang dekat jendela. Karena di situlah tempat paling strategis untuk melihati kelasmu.
(Hua, aku merasa bodoh)
Ingatkah kamu saat akan diadakan Ulangan Akhir Semester Gasal kelas 11? Kita tidak sengaja berpapasan di dekat perpustakaan. Dari kejauhan aku melihatmu berbincang dengan temanmu, sambil berjalan perlahan ke arahku. Aku sangat malu bertemu denganmu, jadi aku menundukkan kepalaku.
Saat semakin dekat, kamu menyadariku. Kamu menyapaku setelah sekian lama kita tidak pernah bertemu, "Eh, Da. Lama tidak bertemu!" sambil tersenyum manis.
Lagi. Aku begitu kaget, takjub dengan apa yang terjadi. Aku kelabakan dan aku kesulitan mencerna kata-kata apa yang harus kubalas saking syoknya. Jadi aku hanya membalas dengan gugup, "Haha, iya..." dan tertawa canggung.
Ah, rasanya aku akan gila saat itu. Malamnya kamu sukses membuatku susah tidur. Tapi untuk pertama kalinya, karena sapaanmu, walau di rumah keadaan sepi dan biasanya aku membencinya. Kali ini tidak, aku bahkan tidak peduli lagi dengan rasa kesepianku. Kekuatanmu padaku benar-benar luar biasa. Sulap apalagi kali ini yang kamu pakai, mata elang?
Saat ku ceritakan itu pada teman dekatmu (yang juga dekat denganku), dia bilang dia tidak percaya. Karena temanku bilang kamu orangnya jarang menyapa orang lain. Tapi aku meyakinkannya, walau ia tetap tidak percaya. Huft. Tapi apakah itu benar? Apakah hanya aku orang yang kamu sapa? Aku merasa gila rasanya karena terlalu senang.
Ssstt... Tolong biarkan saja aku terjebak dalam fantasi ini walau mematikan.
Tapi beberapa waktu ini, kita jarang bertemu. Lebih tepatnya, aku sering melihatmu. Tapi kadang kamu tidak menyadari keberadaanku. Kamu terlalu sibuk dengan sekitarmu.
Sampai akhirnya, saat itu kelas 11 disuruh berkumpul di aula sekolah untuk mendapatkan sosialisasi dari tempat bimbingan belajar.
Ketika selesai, semua berbaris melewati lorong sekolah. Saat itu aku menyingkir dan menali sepatuku.
Kemudian aku selesai menalinya dan berdiri tegap. Aku tidak sengaja melihatmu dan kamu segera mengalihkan pandangan. Aku yakin, saat itu kita berkontak mata. Atau mungkin aku hanya salah lihat, entahlah.
Akhir kata, aku hanya akan mengatakan ini. Kamu punya kepribadian yang baik, tolong jangan berubah ya. Kamu membuatku terus bertahan. I am holding onto life for dear you. Dan asal kamu tahu...
Kamu telah menyelamatkan nyawa seseorang.