Meraih tanganku yang ringkih,
kau genggam dengan erat,
"takut kamu hancur," bisikmu.
Beri dia kekuatan,
Maka tangan kita yang bergandengan,
Akan berubah menjadi sepasang sayap putih.
Kan ku ajak engkau terbang,
melintasi penjuru langit malam bersama,
Bersamamu segala rasa takutku sirna.
Tapi kamu hanya diam membisu,
tak memberi jawab atas permintaanku.
Jika saja kamu dan aku,
bisa melewati gelap malam ini dengan bersama lagi,
Jika saja kamu dan aku,
bisa membuat cinta kita tetap hidup lebih lama lagi.
Mencoba untuk jauh darimu,
Namun gravitasi membuat sisiku yang kesepian ini,
terhubung bagai magnet otomatis ke arahmu.
Mata kita 'kan bertaut meski ribuan mil jauhnya,
konstelasi bintang 'kan menjadi jembatan penghubung.
Mari kita bertemu di tengah-tengah gemerlap galaksi,
tubuh dan jiwa bertabrakan,
di bawah temaram bulan dan matahari,
yang sedang memadu kasih untuk pertama kalinya,
dari waktu yang lama sekali.
Kamu dan aku,
Saling memeluk dan berdansa menuju kehancuran.
Lebih hangat jika bersamamu,
dan lebih aman jika bersamamu.
Tapi sekarang ini aku tidak bisa,
menjadi apa yang kamu butuhkan.
Maka biarkan saja waktu yang mengambil andil.
Aku yang tidak bisa menyimpanmu dalam dekapanku,
Hanya bisa menyimpanmu dalam pikirku.
Dingin menyapaku ketika kamu terpisah,
dan aku membenci perasaan mati rasa ini.
Rasa takutmu dan aku hancur,
begitupun kita yang hancur menjadi kerikil,
saling berhamburan tak ada jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar