Follow Me @lavidaqalbi

3/03/2018

[WARNING: SPOILER] 13 Reasons Why: Jangan ada Hannah Yang Lain Lagi


Akhir-akhir ini aku seolah dibayangi dengan serial Netflix yang kutonton bulan Maret tahun lalu, 13 Reasons Why. Serial itu benar-benar membuatku melihat kehidupan ke arah yang lain dari sebelumnya. Serial yang mengajarkanku banyak sekali pelajaran. Tentang kehidupan, tentang kematian, dan tentang bagaimana menyelamatkan hidup seseorang.
Serial ini bukan serial super-hero. Melainkan sebuah serial yang menceritakan tentang tokoh utamanya, Hannah, yang bunuh diri. Latar waktu dibuat maju-mundur, membuatku awalnya bingung dengan ceritanya. Tapi semakin episode berlanjut, semakin aku mengerti. Mengerti bahwa dunia ini penuh dengan kerusakan. Mimpi masa kecilku tentang indahnya dunia seakan hancur lebur. Aku menyadari bahwa dunia tidak seindah yang kupikirkan.
Well, actually the world is beautiful. It's just the society that become disgusting.
Hannah Baker, pelajar akhir SMA, yang baru saja pindah ke Liberty High. Dia cantik, lucu, dan terbuka dengan semua orang. Awal kepindahannya, semua terasa sangat indah. Berjalan mulus tanpa gangguan. Ia punya teman baik, bernama Katt, yang juga siswa Liberty High. Namun sayangnya, Katt harus pindah ke kota lain. Karena kepindahannya, Katt mengadakan pesta perpisahan. Semua siswa Liberty Highpun diundang. Keinginan lain Katt adalah memperkenalkan Hannah lewat pesta itu.
Katt memiliki teman masa kecil, namanya Clay Jensen. Laki-laki yang belum pernah berpacaran dan tidak tahu apapun tentang wanita. Bisa dibilang Clay itu polos. Dan Katt berharap Clay dan Hannah bisa berteman. Tentu, mereka berdua akhirnya berteman. Tapi tanpa diketahui siapapun, diam-diam Clay menyimpan rasa pada Hannah. Ia yang tidak punya pengalaman dengan wanita, ia begitu bingung dengan apa yang harus dilakukan.
Selanjutnya, Katt mempunyai mantan, bernama Justin Fooley. Salah satu atlet favorit Liberty High. Saat pesta, Justin dan satu temannya yang lain, Zach, melakukan hal bodoh. Mereka berdua tanpa sengaja jatuh dan membuat saluran air yang tertutup menjadi terbuka. Akhirnya mereka tersemprot air itu dan basah. Hannah, Clay dan Katt melihat itu. Hannah dan Katt tertawa akan kekonyolan Justin dan Zach. Katt memperkenalkan Hannah ke Justin dan Zach, "Yang itu Justin Fooley, dia punyaku. Dan Zach yang itu, dia untukmu". Tapi ketika Katt dan Clay masuk duluan, Hannah masih berdiam. Lalu dia melihat Justin yang tersenyum padanya. Di saat itulah, Hannah jatuh cinta pertama kali. Dia terpesona dengan senyum dari Justin.
Cinta pertama, masa-masa yang indah. Masa dimana baru saja menemukan bahwa ada perasaan lain selain marah, sedih, dan bahagia. Bagaikan bayi yang baru menemukan suatu hal yang baru.
Cinta pertama, waktu dimana kita tersadarkan bahwa kebahagiaan dengan mudahnya didapat karena kehadiran seseorang. Waktu dimana kenyataan lebih indah daripada mimpi.
Kenangan Hannah dan Justin benar-benar membekas buatku. Karena mengingatkanku pada cinta pertamaku. Tapi untungnya, cinta pertamaku tidak seburuk Justin. Yang membuatku teringat dengan cinta pertamaku adalah scene dimana Hannah untuk pertama kalinya rela menjadi si kepo hanya untuk seorang Justin. Dia mencetak jadwal kelas Justin. Lalu dia menunggu di depan kelas Justin, dan saat Justin keluar dari pintu, ia pura-pura menabrakkan diri. Hanya agar bisa mendapatkan percakapan kecil di antara mereka. Imut sekali, 'kan? Sedangkan tentang cinta pertamaku, dia yang menjadi Hannah. Dia yang menabrakkan diri ke aku, lalu setelah kami berpacaran, dia akhirnya mengaku. Bahwa saat itu ia begitu bodoh karena menabrakkan diri hanya untuk bisa bercakap denganku. Masa-masa itu benar-benar membuatku rindu.
Tapi terkadang, bukankah kenangan itu memang lebih indah karena ia telah terjadi dan tak bisa kembali?
Cinta pertama Hannah, Justin, juga adalah orang yang menjadi ciuman pertamanya. Hannah memimpikan ciuman yang polos. Maka dari itu, Hannah memilih tempat kencan pertama mereka adalah tempat bermain. Saat itu, Hannah dari atas seluncuran mengangetkan Justin. Justin bilang, "Turunlah! Aku akan menangkapmu,". Hannahpun turun dengan berseluncur, sambil Justin mengambil foto Hannah lewat handphonenya. Ketika Hannah sudah sampai di bawah, terjadilah ciuman yang polos itu. Benar-benar seperti yang Hannah harapkan. Setelah itu, merekapun kembali ke rumah masing-masing. Hannah pergi ke arah kiri, Justin ke arah sebaliknya. Hanya itu.
Tapi esoknya di sekolah, Hannah dikejutkan dengan foto di grup sekolah. Foto dirinya, yang diamil Justin. Yang menampilkan roknya yang pendek dan sedikit terbuka. Orang-orang mulai berbisik merendahkan mengganggap Hannah sebagai slut. Hannah menatap Justin, bingung mengapa Justin melakukan itu. Tapi Justin hanya mengendikkan bahu tidak peduli. Seolah yang dilakukan Justin bukanlah hal besar.
Hannah, tidak punya Katt, dia kehilangan Justin. Siapa juga yang mau berurusan dengan orang seperti Justin? Hannah kesepian. Dia siswa baru, dia belum punya teman. Bagaimana bisa ia berani melawan? Ia tidak punya pendukung. Akhirnya rumor semakin parah, dan Hannah hanya bisa terdiam, menahan sakitnya seorang diri. A piece of her just died.
Setelah Justin, Hannah si siswa baru di panggil guru BK sekolahnya. Guru BK itu bernama Ms. Antily. Dia mempertemukan Hannah dengan Jessica Davis. Kata Ms. Antily, mereka berdua siswa baru. Jadi mereka dipertemukan Ms. Antily agar jika saling bertemu di lorong, mereka bisa saling menyapa. Supaya mereka berdua tidak kesepian. Hannah yang pesimis dalam hati meragu, "Apakah orang dewasa tahu bagaimana pertemanan terjalin?".
Tapi Hannah dan Jessica seakan tidak tertarik. Tanpa diduga, ternyata dua orang ini mempunyai selera humor yang sama. Jessica bilang, "Ms. Antily, aku sangat yakin Hillary adalah orang yang keren. Tapi-". Belum sempat Jessica melanjutkan perkataannya, Hannah memotong, "Tunggu, jika kita akan menjadi teman yang baik, harusnya kau tahu jika namaku Hannah". "Oh, itu bukan namamu?". "Tidak. Hannah,". "Oh, sial. Aku sudah mendapatkan kalung persahabatan dengan ukiran nama Hillary,". Hannah bilang pada Ms. Antily, "Apakah ada siswa lain bernama Hillary agar bisa dipasangkan dengan Jennifer?". "Jessica," Jessica membenarkan. "Ya, benar. Jissabel,". "Tak masalah, Harriet.". "Uh, bolehkan aku berteman dengan Jissabel? Kita akan menjadi teman yang amat keren!". Jessica tersenyum menahan tawa. Ms. Antily tertawa bangga, "Lihat. Lihatlah humor kalian yang saling melengkapi. It's a perfect match,". Hannah tersenyum malu, "Yap.". Jessica mengangguk, "Sangat".
Mereka menjadi sahabat. Setiap pulang sekolah, mereka akan bertemu di kafe dekat sekolah mereka, cafe Crestmont. Tempat itu adalah tempat mereka menceritakan semua keluh kesah mereka. Jessica adalah sahabat pertama Hannah. Hannah merasakan betapa serunya shopping bersama Jessica, atau bergosip tentang rumor sekolah yang tidak penting.
Hari-hari berikutnya di cafe Crestmont, Jessica menyadari ada laki-laki di sudut ruang yang menatapi mereka berdua. Jessica memberi Hannah sinyal. Mereka berdua bingung, sebenarnya di antara mereka berdua, siapakah yang di tatapi laki-laki itu?
Merekapun menghampiri laki-laki itu. Rambut blonde dan terlihat kebingungan. "Hey," sapa Hannah dan Jessica. Seketika laki-laki itu dikelilingi mereka berdua. "Siapa namamu?" tanya Jessica. "Alex. Alex Standall." jawabnya. "Well, halo Alex Alex Standall." Hannah membalas.
"Kami melihatmu sedang menatapi kami. Dan kami penasaran siapakah yang kamu tatapi?". Laki-laki itu bingung, ia pun menjawab "Aku baru di kota ini." Aw, poor Alex.
Mereka bertigapun menjadi dekat dan menjadi sahabat. Kemana-mana selalu bertiga. Mereka punya sebutan, "FML," singkatan dari F*ck My Life. Biasanya mereka gunakan jika salah satu dari mereka punya masalah dan butuh bantuan karena hidup mereka sedang kacau karena sesuatu. Jika salah satu dari mereka meletakkan tangan di atas meja dan bilang "FML," maka mereka butuh bantuan. Dan yang lain akan meletakkan tangan di atas tangan orang pertama sambil membalas, "FML,". Aku suka persahabatan mereka. Seakan memiliki simbol bahwa apapun yang dilalui teman kami, kami akan melewatinya bersama-sama. Sweet, right?
But sometimes, the most sweet thing could be poisonous.
 Alex tidak pernah lagi datang ke kafe Crestmont. Lalu tinggal Jessica. Tapi kemudian Jessicapun berhenti mengunjungi kafe. Tinggal Hannah yang masih mengunjungi kafe Crestmont. Lagi-lagi, ia kesepian. Ia tidak tahu kemana dua sahabatnya itu pergi.
Saat itu Hannah hendak memasuki kafe, di ambang pintu ia bisa melihat Jessica dan Alex yang sedng bermesraan. Mereka berpacaran. Ia ingin bergabung tapi ia juga tidak ingin menganggu. Akhirnya ia pergi dari kafe, merasa bahwa ia ditinggalkan dan tidak dianggap teman lagi oleh mereka.
Suatu saat, ada list buatan Alex yang berjudul "Who's HOT and Who's NOT". Yang jika diartikan berarti tentang daftar murid yang menurutnya menarik atau tidak. Hannah masuk dalam kategori HOT, ia mendapatkan gelar, "The Best Ass,". Kalian pasti mengerti maksudnya, bukan? Nama Jessica ada di samping nama Hannah. Tapi Jessica masuk ke kategori NOT, ia mendapatkan gelar, "The Worst Ass,". Hannah tidak setuju, ia tersinggung. "Jessica is so much prettier than me (Jessica jauh lebih cantik daripada aku,". Saat Hannah bercerita pada Clay, Clay bingung. "You made into the Hot List,". Hannah tidak percaya rasanya, "Seriously, Clay?" dan dia kesal pada Clay. Di sini Hannah kekanak-kanakkan, mana Clay tahu jika ia tidak bilang yang ia maksudkan. Memangnya Clay peramal?
Gara-gara list itu, pertemanan Jessica dan Hannah yang merenggang menjadi tambah hancur. Jessica menemui Hannah dan meminta Hannah untuk menemuinya. Jessica tidak bilang dimana tempatnya, tapi Hannah tahu bahwa tempat yang dimaksud adalah cafe Crestmont.
Saat Hannah sampai, ia melihat Jessica dengan tangan bersilang di dada dan ekspresi marah. Hannah mencoba tersenyum dan meletakkan tangannya di atas meja, "FML?". Jessica menatap Hannah merendahkan.
"Mungkin rumor tentangmu benar. Aku tahu itu!" kesal Jessica pada Hannah.
"Kamu bisa mendengar rumor, tapi kamu tidak bisa mengatahuinya." balas Hannah mencoba bersabar.
"Kita dulu teman. Bagaimana bisa kamu mengkhianatiku seperti ini?"
"Seperti ini? Apa yang kulakukan?"
"Apakah kamu yang berpacaran dengan Alex sekarang?"
"Tidak! Bagaimana bisa kamu- tentu saja tidak, ia menyukaimu. Kamu menyukainya. Akulah yang tersingkir,"
"Dan itu membuatmu kesal, 'kan?"
Hannah mengangguk, "Sedikit. Maksudku, itu membuatku sedih. Kenapa tidak bilang padaku?"
"Mungkin aku takut akan sesuatu seperti ini."
"Sesuatu seperti apa?" tanya Hannah bingung.
Jessica melempar kertas berisi List Who's HOT and Who's NOT punya Alex yang sudah menyebar, mungkin sudah difoto-copy berlembar-lembar. Hannah benar-benar benci ini. Ia mulai berpikir bahwa semua salah Hannah. Dan maka dari itu, selamanya itu adalah salah Hannah.
"Jess, ayolah. Kamu tahu semua ini tidak berarti apa-apa,"
"Don't act innocent, (jangan sok polos)"
"But I am innocent! I had nothing to do with this. Alex did this on his own, (tapi aku memang tidak tahu apa-apa. Aku tidak ada hubungannya dengan ini. Alex melakukannya karena keinginannya sendiri)"
"Dia tiba-tiba putus denganku, karena keinginannya sendiri?"
"Aku tidak tahu dia putus denganmu..." Hannah merasa bersalah.
Mata Jessica berkaca-kaca, "Well, aku hanya akan mengatakan ini. Nikmatilah, karena kamu akan melakukannya, 'bukan? Because that's what sluts do,".
Hannah benci, lagi-lagi sebutan itu. Ia mencoba tenang, tapi ia tidak kuasa untuk menahannya lagi. "Well, fuck you". Kemudian Jessica menamparnya. Membuat beberapa pengunjung kafe Cresmont melihati mereka berdua.
Jessica tersadarkan, ia merasa bersalah. Namun akhirnya, ia memutuskan untuk pergi. Hannah merasakan pipinya terasa panas, ia memegang pipinya. Lalu ia terduduk dan mencerna hal yang baru saja terjadi, ia syok.
Friendship is complicated.
Keesokan harinya, Hannah melabrak Alex. Saat itu Alex yang baru saja olahraga sedang ganti baju di ruang ganti. Banyak laki-laki yang sedang ganti baju, dan menyumpahi Hannah.Bahkan ada Clay juga di situ. Tapi Hannah tidak peduli. Ia berteriak pada Alex, "Alex! Alex Standall! What the hell? Apa yang kamu pikirkan?! Seriously?!" Alex terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Seorang laki-laki menyela pembicaraan, "Ayolah! Kau tidak boleh berada di sini," dia adalah Zach. Hannah memutar bola matanya, "Kenapa tidak boleh? You've been staring at my ass all day,". Justin juga ada di sana, ia tersenyum merendahkan. Guru olahraga mereka memotong permbicaraan, "Hey. Keluarlah. Ini ruang ganti pria,"."Kita belum selesai," ucap Hannah sebelum meninggalkan Alex. Clay melihati Hannah. Para laki-laki menyoraki Hannah, saat menuju ke pintu keluar, Hannah memberikan jari tengah. Setelah Hannah keluar, Justin mendekati Alex. "Oh, man. Just becareful. She's crazy b*tch," ucap Justin sambil tertawa.
Gara-gara list itu, tiap kali Hannah berjalan. Laki-laki akan mengganggunya. Dan seolah sebutan slut menjadi nama depan Hannah. Tiap Hannah berjalan melewati lorong, para laki-laki menatapi pantat Hannah. Ya, gila, bukan? Aku memikirkan perasaan Hannah saat itu, pasti ia merasa harga dirinya diinjak-injak. A piece of her just died. Again.
Gara-gara list itu, citra Hannah menjadi buruk. Ia sering dilecehkan. Tapi ia masih berharap akan ada laki-laki yang mencintainya, karena apa adanya ia. Bukan karena tubuhnya. Sedih sekali menjadi Hannah. Dia dilabeli sebagai slut karena rumor yang belum tentu benar. Dia ditinggalkan teman-temannya karena kesalahan teman-temannya sendiri. Di akhir, she got raped. And that's why she killed herself. Seandainya Hannah tahu, bahwa masih ada Clay yang setia menemaninya. Masih ada kedua orang-tunya yang peduli. Dia masih akan ada di dunia ini. Seandainya teman-temannya sadar bahwa yang mereka lakukan itu telah membunuh sebagian diri Hannah. Seandainya teman-temannya sadar bahwa Hannah hanya butuh teman. She was desperate for someone to listen. Tapi dia sendirian, tidak ada seorangpun yang mendengar keluh-kesahnya.
Serial ini benar-benar membuka mataku. Bahwa ketika mau melakukan sesuatu, harus dipikir bagaimana perasaan orang lain terlebih dahulu. Bahwa setiap orang mempunyai masalah masing-masing dan aku harus baik pada mereka agar tidak menambah masalah mereka. Serial ini membuatku sadar bahwa kadang orang terlalu egois dan tidak mau memikirkan perasaan orang lain. Serial ini memberiku banyak pelajaran. Setelah orang-orang melewatkan tanda-tanda Hannah yang ingin bunuh diri, mereka juga melewati tanda-tanda Alex akan bunuh diri. Padahal seandainya jika setidaknya ada satu orang yang mau mendengar mereka, jika setidaknya ada yang mengerti sinyal bunuh diri mereka, mereka akan bertahan. Sayangnya, tidak ada seorangpun yang mengerti sinyal mereka karena terlalu sibuk mengurusi diri mereka sendiri.
Aku benar-benar berharap agar masyarakat kita berubah. Bunuh diri itu bisa dicegah. Tapi masih saja, ada yang belum mengerti. Kumohon, amatilah lingkungan sekitarmu. Jika dirasa ada yang memberi sinyal bunuh diri, perubahan signifikan, tanya. Beritahu mereka bahwa kamu peduli.

P.S: Untuk siapapun yang membaca ini, mungkin jika belum ada seorangpun yang bilang ini padamu, kamu sempurna dan berharga.
P.S.S : Aku terkadang berpikir bahwa akan sangat canggung bila berkata 'I love you dan aku peduli padamu' kepada keluargamu atau orang yang kamu cintai. Tapi, bisakah aku memintamu melakukan sesuatu? Bisakah kamu sedikit meluangkan waktu dan mengatakan seseorang yang penting bagimu bahwa kamu menyayanginya dan bersyukur akan kehadiran mereka? Pertama kali, mungkin akan sedikit canggung dan susah. Tapi seiring waktu berjalan, pasti akan terbiasa. Percayalah padaku. Senyum yang mereka beri setelah kamu melakukannya akan terasa sangaaaaat membahagiakan! Mari menghargai apa yang kita punya sekarang. Maka sekarang, biarkan aku yang melakukan ini. Ya, kamu! Kamu yang sedang membaca ini. Aku sangaaaaaaat menyayangimu, walau aku tidak tahu kamu hehe. Tapi aku bersyukur kamu berada di dunia ini dan kamu hidup sekarang ini. Jaga dirimu baik-baik ya! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar