Follow Me @lavidaqalbi

3/05/2018

Seni, Ekspresi di Wajahku Yang Tak Kalian Temukan

Jika kalian membaca tulisan-tulisanku sebelumnya, kalian akan tahu betapa kesepiannya aku. Padahal aku punya keluarga, punya teman, punya apa yang aku inginkan, tapi aku masih merasa kesepian. Aku bingung harus mengisinya rasa kesepian yang kosong itu dengan apa. Sampai kutemukan seni hand-lettering.
Aku sudah melakukan hobi ini sejak kelas 10 SMA, itu artinya sudah satu tahun aku melakukannya. Sampai sekarang, jika ada waktu luangpun aku masih melakukannya. Aku sangat menyukai handlettering.
Jika kalian mengenalku, sejujurnya aku ini orang yang susah mengekspresikan perasaanku. Jika aku sedang kecewa, aku diam. Jika aku menyayangi seseorang, aku malah berusaha menjauh darinya. Jika aku sedang bahagia, aku hanya memberi senyuman kecil. Jika aku marah, aku pergi begitu saja (tidak menjelaskan bahwa aku marah). Mau lihat ekspresiku ketika bahagia? Nih:
ekspresi bahagia atau done with life; none in between.
Kepribadianku itu, aku bukan tipe orang yang akan pergi ke seseorang dan minta saran kepada orang lain tentang masalahku begitu mudahnya. Daripada yang menjadi pembicara, aku lebih di posisi sebagai pendengar. Jika aku punya masalah, aku lebih sering memikirkannya sendiri. Tapi ketika hal menjadi lebih rumit, aku hanya akan browsing di Google. Kadang jika masih saja tidak bisa terselesaikan, aku akan memendamnya.
Jika aku sedihpun, aku lebih memilih untuk memendam. Mungkin orang lain akan menganggapku robot, dingin, dan tak punya hati. Tapi sekedar informasi, aku manusia. Dan aku punya hati. Aku tidak dingin. Darah mengalir dalam tubuhku, aku bukan mayat dingin yang kaku. Aku masih hidup, aku manusia yang bernapas. Aku berdarah saat kulitku tersayat, aku manusia.
Aku sadar bahwa susah sekali menjadi diriku, sungguh rumit. Dan aku minta maaf pada orang yang ingin berteman denganku tapi kadang aku susah untuk didekati. Kadang akupun menjadi stres karena kepribadianku ini. Aku ingin jujur pada semua orang, aku ingin teriak sekencang-kencangnya bahwa aku sedih, bahagia, marah, benci, menyayangi tapi aku tidak bisa. Karena inilah adanya aku, aku tidak bisa mengubahnya.
I am suck at expressing my self, and I am sorry for it.
Sebelum aku bertemu handlettering, aku stres dengan diriku sendiri. Tapi ketika aku mulai memahami seni ini, tulisan yang biasa saja bisa diubah menjadi sesuatu yang luar biasa indah. Aku jatuh cinta. Seni ini begitu simpel, namun masih tetap elegan. Aku menemukannya begitu misterius dan aku ingin tahu lebih dalam. Jadi aku mencobanya, dan sampai sekarang, handlettering telah menjadi salah satu hobiku.
Mau ku beri-tahu tentang sebuah rahasia? Ekspresi dari seni ini adalah garis si pembuat, kasar atau lembut. Jika garisnya dirasa kasar, ia sedang frustasi, marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya. Jika garisnya lembut, ia sedang bahagia, tenang, penuh dengan kehati-hatian.
Jika warnanya hanya menggunakan pena hitam dan kertas putih, dia sederhana. Dia autentik. Dia ingin orang menilai hanya dari desain handletteringnya dan quote yang ia bubuhkan, hanya fokus pada yang penting saja. Mereka tipe orang yang to-the-point dan tidak suka membuang-buang waktu. Jika warnanya menggunakan warna-warni, dia suka keramaian. Dia melihat kehidupan dari segi positif dan selalu ingin membuat orang lain bahagia.
Jika garisnya melengkung dan tipis, ia rapuh. Jika garisnya kuat dan tegak lurus, dia punya emosi yang baik. Jika garisnya melengkung namun kuat/tegak lurus namun tipis, dia sedang berbohong dengan dirinya sendiri; sebenarnya dia lemah, tetapi dia mencoba berpura-pura kuat di hadapan orang lain.
Itu adalah rahasia dari para pelettering yang hanya akan diketahui jika kamu sudah lama berkecimpung di dunia ini. Kami memiliki rahasia masing-masing, dan tiap handlettering yang kami buat memiliki cerita di dalamnya. Mau tahu rahasia handlettering yang lain? Cobalah lakukan handlettering, aku jamin kamu akan menemukan jawabannya dan lebih mengetahui dirimu lebih dalam.
Handlettering sudah bagaikan yoga bagiku, meditasi paling ampuh jika aku merasa stres maupun tertekan. Proses ketika kamu memikirkan sebuah quote, tanpa tersadar kamu akan menggali pikiran terdalammu. Sekejap, kamu akan berubah menjadi mahasiswa filsafat yang dipenuhi pemikiran bijak. Kamu seolah menjadi psikolog pribadi bagi dirimu sendiri. Mencoba mencari jawaban atas masalah yang kamu tempuh dengan dirimu sendiri. Bukankah itu keren?
Kemudian saat menentukan desain tulisan yang ingin dipakai; Cursive, Cartoon, Comic, Type-writer, dll. Kamu akan mulai berbicara pada dirimu, menanyai dengan penuh perhatian, "Yang manakah yang aku suka?". Tanpa sadar, itu akan membuatmu lebih menghargai dirimu sendiri.
Lalu yang terakhir, yaitu proses pembuatan. Kamu akan sibuk difokuskan dengan cara membuat handletteringmu menjadi lebih indah, bak membiarkan dirimu menjadi egois. Kamu egois untuk membuat dirimu bahagia dengan memikirkan apa yang ingin kamu bubuhkan pada handlettering itu agar lebih cantik. Apalagi dalam proses fokus itu, kamu hanya fokus pada keindahan. Semua rasa frustasi hilang begitu saja. Kamu akan merasakan kedamaian. Kemudian saat handletteringmu jadi, bisakah kamu bayangkan akan betapa puas dan bangganya kamu pada dirimu sendiri? Itu yang kurasakan. Dan aku sangat suka perasaan itu.
Lewat handlettering, aku bisa mengekspresikan diriku dengan lebih baik. Tepat seperti apa yang ada di dalam hatiku. Tapi kebanyakan orang tidak tahu jika tidak memperhatikannya dengan detail. Dan itulah yang membuat handlettering menjadi lebih indah dan menarik untukku.
Keindahan yang bersembunyi dibalik rahasia; misteri. Ia selalu dipenuhi dengan percikan api penasaran, membuatnya menjadi susah terjamah, namun itulah yang menjadikan banyak orang tertarik.

"tiap goresan memiliki arti,"

"klaustro,"

"memento mori,"

"Hidupku seperti mawar musim panas,
Yang terbuka menyambut langit pagi;Dan saat bayangan malam menjelang,Kelopaknya terserak ke tanahã…¡dan mati."


Setelah handlettering, aku lumayan suka menggambar. Meski lebih rumit daripada handlettering, tapi menggambar membuatku bisa tenang saat stres melanda. Ketika aku tertekan, aku akan menggambar hal yang ingin aku ekspresikan. Temanku bilang gambarku saat stres bisa menjadi mengerikan. Tunggu, berarti ia bilang bahwa di dalam pikiranku ini (saat stres) sangatlah mengerikan? Ya, benar. Satu orang berhasil menangkap ekspresiku, yang tidak pernah kutunjukkan di wajahku. Dan aku sangat bahagia karena ada orang yang bisa mengerti apa yang ku rasa, walau hanya satu orang.
Yang temanku tangkap; "Emosi: kemarahan, kesedihan, tertekan, merasa terkurung(?), stres, benci".
Benar, itu benar. Itulah yang kurasa saat menggambar ini. 
Selain saat marah, aku juga menggambar jika aku punya banyak masalah dan bingung harus bercerita ke siapa atau mengekspresikannya bagaimana. Ketika aku merasa rapuh, tiba-tiba gambaranku menjadi lebih lembut, lebih tertata, dan lebih sedap dipandang. Apakah kerapuhan adalah hal yang sedap dipandang? Menurutmu bagaimana? Kalau menurutku, kerapuhan itu memang hal yang indah. Beberapa orang mungkin akan mengira kerapuhan adalah pertanda kelemahan, tidak bagiku. Menurutku kerapuhan adalah pertanda bahwa orang itu kuat. Ia berani menunjukkan kerapuhannya, padahal itu adalah hal yang butuh banyak pertimbangan dan keberanian.
Sekarang biarkan aku bertanya padamu, "Kenapa di antara sekian hewan, harus rusa yang ku gambar? Kenapa di dalam badan rusanya daun yang kering-kerontang? Kenapa tidak kupilih daun yang lebih bisa meng-'isi' kekeringan rusa itu? Kenapa aku menggambarnya dengan pensil biasa daripada pensil warna? Kenapa hanya hitam-putih?"
Jawabannya simpel, karena itu yang ingin aku ekspresikan. Aku memilih rusa karena dia adalah hewan yang tidak mudah menyerah. Jamanku kecil, aku sering menonton National Geographic Channel. Rusa sering menjadi mangsa dari para predator yang mematikan. Saat rusa itu hendak dimakan, ia tetap berusaha bertahan hidup. Ia menendang, melompat, melakukan apapun agar singa itu pergi jauh-jauh darinya. Lalu ia berlari, terus berlari dan berlari, tanpa kenal lelah, dan tanpa menoleh ke belakang. Rusa di sini aku harap adalah aku. Sedangkan para predator adalah masalah-masalahku. Disaat aku terpuruk, aku ingin menjadi rusa. Yang terus berjuang menghadapi hidup, kemudian berlari pergi jauh-jauh tanpa menoleh ke belakang. Meninggalkan masalah-masalahnya dengan yakin dan tatapannya selalu fokus ke depan. Kemudian di dalam badan rusa yang kering kerontang seolah penuh dengan kekosongan, itu menunjukkan kesepian yang menggerogoti dasar hatiku. Aku menggambarnya dengan pensil agar menciptakan kesan mono, hitam-putih. Kenapa hitam-putih?
Karena aku hanya melihat hidup ini dengan hitam-putih, padahal hidup ini berwarna.
Tunggu, kenapa aku terdengar sangat depresi di sini? Lol. Tapi memang itulah yang kurasakan saat dulu menggambar rusa ini. Tiba-tiba saja seolah ide itu datang ke dalam pikiranku. Maka dimulailah kecerewetan pikiranku, ia mengusikku terus-menerus. Sehingga, mau tidak mau aku harus segera membungkam pikiranku yang cerewet itu dengan menuangkan idenya ke dalam kertas. Ada suatu waktu dimana aku ingin menggambar semata-mata karena hanya ingin mengisi kekosongan waktu. Waktu itu aku menggambar idolaku, JIMIN BTS, yo! ARMY is in the house~ Aku menggambar untuk berpatisipasi di Inktober dan memperingati hari ulang tahunnya.
Di sini tidak ada hal yang membuat kalian penasaran, 'kan?
Tentu saja, karena aku menggambarnya dengan perasaan kosong.
Setelah menggambar, aku suka membuat puisi atau beberapa cerita pendek. Tapi daripada cerita pendek, aku lebih memfavoritkan puisi. Menurutku, semua metafora puisi itu seperti handlettering. Dia indah karena tidak seorangpun yang mengerti maksud sesungguhnya.
Ini salah satu penggalan dari puisiku, dan belum pernah kupublish selain di sini:
Berapa lama lagi aku harus berputar-putar dalam labirin,
terjebak di dalam racun realita dan fantasi yang mematikan?
Kamu tidak mengerti apa maksudnya, bukan? Tapi masih saja, kumpulan kalimat penuh imaji itu berkumpul, menjadi keindahan, meski berselimutkan keabstrakan. Agar kamu tidak penasaran, maka akan kuberi lanjutan puisi tersebut:
Berapa lama lagi aku harus berpusing menuju kesesatan,
sampai aku menemukan pintu pertolongan?
Bagaimana? Sudah mengerti maksud puisinya? Jika belum... Baiklah, akan kuberi-tahu apa maksud puisinya (padahal secara tidak langsung ini sama saja aku menghilangkan keindahan puisi itu). Jadi maksud puisi ini adalah tentang orang yang sedang kebingungan, dia terjebak di dalam pikirannya yang bercabang-cabang. Iya, labirin adalah pikirannya yang rumit itu. Dia pusing menuju kesesatan itu bukan makna sesungguhnya. Kemudian 'terjebak di dalam racun realita dan fantasi yang mematikan' maksudnya adalah dia terjebak di dunia nyata dan mimpinya. Dimanapun ini merasa bingung. Bangun dari tidur ia bingung, di mimpinya ia bingung, akan tidurpun ia bingung. Ia tersesat di hidupnya. Maksud dari 'berapa lama lagi aku harus berpusing menuju kesesatan?' adalah dia putus asa karena ia terus menerus menemukan jalan buntu, dia pusing karena jalan yang selama ini ia tempuh adalah kesesatan. Kesesatan karena bukannya membawa ke pintu keluar (pintu pertolongan), eh malah membawanya ke jalan buntu. Kalian tahu labirin, 'kan? Labirin itu kalau tidak pintu keluar, ya tentunya jalan buntu. Dan jalan buntunya itu lebih banyak karena pintu keluar hanya satu. Orang ini sedang mencari jawaban atas masalahnya (pikirannya) yang bercabang-cabang, dan itu menuju pada satu hal (pusat cabangnya). Apakah itu? Aku menyebut di puisiku adalah pertolongan, padahal sebenarnya maksudku adalah kebahagiaan.
Rasa tertolong dengan menemukan kebahagiaan.
Semua masalah akan terselesaikan bila kamu bahagia. Bukan begitu? Dari puisi ini, pasti kamu bisa merasakan betapa bingungnya orang di puisi itu, 'kan? Sekarang, pikirkan. Daripada aku bilang, "Aduh. Aku bingung sama masalahku. Pikiranku banyak banget. Masalah banyak banget. Pusing," kan jadinya biasa saja, tidak menarik. Tapi saat kujadikan puisi, itu bisa menjadi karya indah. Dan maksud dari perasaanku tersampaikan dengan baik hanya dengan beberapa kalimat.
Jika ada yang lebih dahulu menafsirkan puisi di atas ke hal lain, tafsiranmu juga benar. Aku juga menafsirkannya ke hal lain yang lebih sederhana menjadi, "Orang yang pusing dengan hidupnya. Ia tersesat. Merasa seolah apapun yang ia lakukan di dunia ini salah, ia mulai mempertanyakan apa gunanya ia hidup? Ia bingung kemana ia harus melangkah, mencari jawaban arti hidup ini yang selalu memberinya racun mematikan karena berusaha membunuhnya. Untuk apakah ia dilahirkan jika ia diharuskan bertemu dengan racun yang setiap hari membunuhnya?". Kira-kira begitu :)
Puisi itu abstrak, tergantung bagaimana masing-masing pembaca menerima emosinya. Setiap orang akan berbeda. Sudah aku bilang, 'bukan? Keabstrakannyalah yang membuatnya menjadi indah. Menjadikannya beragam, seperti warna pelangi yang cantik.
Aku suka seni, kalian semua juga harus suka ya! Seni itu indah, jika kalian mau menghargai dan mencoba mengerti. Aku berharap kalian tidak meremehkan seni, karena aku mengenal beberapa orang yang meremehkan seni. Aku menghargai ketidak-sukaanmu dengan seni, tapi sampai menjelek-jelekkan seni? Itu bukanlah hal yang patut dilakukan. Awas saja jika kamu membenci seni, nanti malam siap-siap saja kamu akan dihantui Van Gogh, Da Vinci, Shakespeare, Allan Poe, Picasso, dan kawan-kawannya. Hiiiiihihihiii~
P.S : Bagi siapapun yang membaca ini, aku perlu memberitahumu tentang suatu hal yang serius. Kamu bukanlah sebuah kesalahan atau kegagalan, kamu lebih hebat dari yang bisa kamu pikirkan. Hari ini aku merasa sedih karena beberapa orang memberi-tahuku bahwa mereka jarang mendapatkan kata-kata itu. Buatlah orang yang berharga untukmu merasa bahwa ia berharga. Terkadang satu senyuman bisa melelehkan gunung es tertinggi. Kalian semua adalah keindahan. Kamu berharga, entah laki-laki/perempuan, suku, agama, ras, opini, semuanya tentangmu... itu berharga. Kamu penting, dan siapa yang tahu bila nanti kamu akan merubah dunia hanya dengan bertahan hidup? Jangan marah dengan dirimu sendiri. Boleh untuk bersedih, boleh jika kamu lelah, kamu 'kan cuma manusia. Senyummu sudah sempurna, jadi jangan berusaha berubah untuk menjadi 'orang yang bukan dirimu'. Apa adanya kamu sekarang ini adalah versi terbaik darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar